Senin, 17 Juli 2017

Serenade Pantai Gesing, Antologi Cerpen Untuk Bumi Handayani


September 2016 silam, Dinas Pariwisata Gunungkidul menyelenggarakan sayembara penulisan cerita pendek berlatar-belankang pariwisata. Dari enampuluh tujuh cerpen yang masuk, 27 di antaranya terpilih dalam kategori terbaik. Bulan ini rencananya naik cetak dalam bentuk  Antologi Cerpen bertajuk Serenade Pantai Gesing.

Hal di atas dikemukakan  Esti Nuryani Kasam, S.S. M.A. selaku editor antologi cerita pendek yang  segera terbit, guna melengkapi media promosi wisata di Gunungkidul.

Menurut Esti Nuryani, selama ini, promosi pariwisata Gunungkidul banyak dilakukan melalui surat kabar, media elektronik radio, televisi, website, maupun media sosial.

Esti bersama Hariwijaya, S.S. M.Si. dari Forum Penulis Negeri Batu (FPNB) selaku salah satu juri dalam lomba cerita pendek memunculkan  ide baru. 

“Tidak ada salahnya kalau promosi wisata itu juga ditempuh melalui jalur kebudayaan dalam bentuk buku kumpulan cerita pendek,” kata Esti Nuryani Kasam, 17/7/17.

Dijelaskan, dalam bunga rampai tersebut, masing-masing penulis lokal  bertutur mengenai sejumlah tempat wisata.   Menrut Easti, paparan para cerpenist, secara faktual patut diketahui publik.

“Setidaknya, dengan membaca 27 cerita pendek tersebut, wisatawan memperoleh abstraksi atau ganbaran global mengenai tempat-tempat wiata yang layak dikujungi,” imbuhnya.

Tak hanya itu, menurut Esti, antologi cerpen ini bisa menduniakan Gunungkidul.  Esti yang pengajar sekaligus penulis lepas ini mengatakan, inisiator pembuatan dan penerbitan buku adalah murni gagasan dia, didukung Hariwijaya, selaku direktur penerbit Elmatera.


Tentang  27 cerita pendek yang dimaksud, Esti menjabarkan: 1. Serenade Pantai Gesing (Siska Yuniati), 2. Senja di Pantai Seruni (Fajar Setiawan), 3. Kembang Gunung Kapur (Hasta Indriyana), 4. Simbok dan Ladang Amalnya  (Sri Maryati), 5. Cerita Panjang Yang Perlu Kau Dengar (Mini GK), 6. Bunga Senja Pantai Pok Tunggal (Astari Juwita Ning Tyas), 7. Bapaku Yang Gila (Ermawati), 8. Surat Dalam Botol Untuk Bapak (Mutia Kymoot), 9. Menghitung Matahari (Hendry Bodigo), 10. Makan (Dewi Ermawati), 11 Nasi Tanjung (Al Hasna), 12. Belalang Goreng (Delilah Handani), 13. Mata Yang Bicara (Lisaw),  14.  Rindu (Amalia), 15. Sepotong Hati Di Indrayanti (Inung Setyami), 16. Bukan Putaran Ganjil (Bayu Setiyani), 17. Surga Duniawi Negeri Batu (Bima Pratama), 18. Siluet Jingga  di Langit Nglambor (penulis tak terlacak), 19. Tandus Tapi Tak Haus (Satriya Guntara), 20. Hdden Paradise of Gunungkidul (Asyad Arsya), 21. Pok Tunggal dan Pemulung Surga (Reza Pahlewi Wirananta), 22. Alasanku Berahan (Tafrid Huda), 23. Nostalgia (penulis tak terlacak), 24. Bukan Lagi 1000 Gunung (Safira Fauziana Thahar), 25 Kosakora (Fitriana), 26. Sawi Putih di Pucuk Rembulan (Bambang Wahyu Widayadi), dan 27. Cara Mencintai (Rizal Alief). 

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...