Sabtu, 15 Februari 2014

AIR MANCUR DARI LEMPENGAN BATU YANG TERLEWATKAN

Air manur Kedung Sono, Rahmantri demo minum

Air tanah dalam, jernih keluar dari lempengan batu. Letaknya di kaki Gunung Api Purba (GAP). Di musim kering, agak surut, tetapi stabil, padahal sungai di dekatnya total kerontang. Air tanah dalam, diyakini bisa menjadi obat. Terkait dengan keperluan pariwisata, air tanah dalam yang macur itu lolos dari perhatian dinas Pariwisata.

Secara teoristis, Andis M Ramdan dan kawan-kawan, dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa pernah menulis, jumlah air tanah hanya 0,75% dari total air yang ada di bumi. Mahasiswa MIPA pada Fakultas Sunan Gunungjati itu memaparkan, ada dua jenis air tanah: pertama air tanah dangkal, kedua air tanah dalam.

Air tanah dangkal, menurut Andis dkk, wujud fisiknya adalah sumur gali. Sementara air tanah dalam, berada di antara dua lapisan batuan yang kedap air, yang poluper disebut dengan akuifer tertekan.

Air tanah dalam, bisa memancar keluar dari akuifer secara alami melalui dua cara.  Pertama, melaui sumur artesis yang terbentuk. Artinya, akuifer yang berada di antara dua lapisan batuan kedap air, mempunyai  kemiringan, sehingga air mengalir ke bawah karena gravitasi. Yang kedua Kalau tidak lewat sumur artesis, pastinya melalui retakan batu yang  menyundul lapisan kedap air. Lewat retakan itu air memancar ke luar.

Tepian sungai Bobung, Desa Putat, Keamatan Patuk, Gunungkidul, ada air memancar ke luar melalui retakan batu hitam, sesuai teori yang dipaparkan Andis dkk. “Debit air memang belum pernah diukur, tetapi di musim kemarau, air itu terus memancar jernih,”  Kata Rahmantri Yusufi (43) tokoh pemuda, yang rumah tinggalnya berjarak 100 m dari air mancur itu.

Pancuran Kedung Sono (PKS), demikian warga dusun Bobung menyebutnya, berada peris di 5 km arah selatan dari puncak GAP. Diduga, sumber air tanah dalam itu berkaitan erat dengan GAP. “Saya, besrsama kelompok Karangtaruna, melakukan pembenahan lingkungan  PKS,” kata Rahmantri, saat berbincang dengan wartawan di lokasi, Sabtu siang 15/2/2014.

Dalam waktu dekat, potensi PKS akan dilaporkan ke dinas Pariwisata Gunungkidul, guna memperoleh dana untuk penataan lingkungan. Menurut Rahmantri, PKS tetap memancurkan air jernih, meski sungai yang melewati tebing itu kering di musim kemarau.

Tanpa ragu, Rahmantri mendemonstrasikan meminum langsung air mancur itu. Menurutnya, banyak yang memanfaatkan air PKS untuk keperluan pengobatan. Untuk menyembukan penyakit apa,  dia tidak menjelaskan.


Berjarak 10 m dari PKS ada sumber lain. Warga setempat menyebut dengan istilah lokal ‘belik’. Mandi di belik, meski menghabiskan 1 sabun, kulit tetap berasa licin. Begitu ‘cuci bilas’ dengan air PKS, kulit menjadi ‘kesat’.

Jumat, 14 Februari 2014

TEROPONG MBAH MUJONO SOAL SINABUNG DAN GUNUNG KELUD


Tanggal 31/12/2013 rekan saya Gaib Wisnu Prasetyo redaktur pelaksana sorotgunungkidul.com menurunkan berita tentang prediksi peristiwa yang bakal terjadi selama tahun 2014. Gaib menemui Mbah Mujono (78)  spiritualis Kejawen yang nyentrik, keren sekaligus sangar, asal dusun Susukan, Desa Genjahan, Ponjong, Gunungkidul.

Tahun 2014 itu dimulai Rabu Pungkasan bulan Sapar tahun Jawa. Di tahun-tahun sebelumnya itu tidak pernah terjadi. Manusia harap berhati-hati sebab dimungkinkan akan terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan. Perlambangnya DAHANA MUBAL NGUBER-UBER JALMA, DEWA NGREKSA KEMBANG SEJATI Kata Mbah Mujono sebgaimana ditulis Gaib, Selasa (31/12/2013).

Dahana itu api, mubal artinya meluap. Api yang meluap itu adalah magma di perut bumi. Gunung berapi, bakal banyak yang meletus. Tidak meleset perkiraan Mbah Mujono, Gunung Sinabung di Tanah Karo, erupsi, menyusul Gunung Kelud, di Jawa Timur.
Pukul 22.15, Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri-Blitar, Kabupaten Malang ditetapkan sebagain awas, atau level IV. Tigapuluh lima (35) menit kemudian, Pukul 22.50 WIB, kamis Kliwon 12/2/2014 meletus.
Semburan asap dan material vulkanik mencapai ketinggian 3000 meter. Gede Swastika, Kabid Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, yang berasa di lokasi, mengatakan hal itu kepada sejumlah wartawan.
“Penglihatan mata batin Mbah Mujono luar biasa”, komentar Suharyono  warga kecamatan Patuk, Gunungkidul, tatkala menyaksikan semburan api Gunung Kelud via layar kaca 5 menit setelah meletus.
Sementara itu Warga Desa Ngalang, Gedangsari, Gunungkidul, berhamburan ke luar rumah, ketika mendegar suara gemuruh, menjelang Gunung Kelud erupsi.



Kamis, 13 Februari 2014

HUJAN ANGIN, POHON JATI TUMANG MELINTANG JALUR JOGJA-WONOSARI


Hujan angin menerjang wilayah Kecamatan Patuk, Gunungkidul,  Yogyakarta. Bergerak kencang dari barat ke timur. Pohon jati tepi jalan propinsi Km 24,1 tumbang menutup arus lalin. Warga setempat cekatan, membersihkan kayu dengan perkakas apa adanya. Dalam peristiwa itu, tidak ada korban jiwa.

Ahad, 9/2/2014 pukul 13.05 WIB, wilayah kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul diterjang angin disertai hujan deras. Hanya singkat, sekitar 9 hingga 12 menit. Tetapi, kecepatan angin, yang diperkirakan 6 hingga 8 km per jam, sempat merobohkan Pohon jati milik Budi Susanto, warga pedukuhan Putat Wetan, Desa Putat, Kecamatan Patuk. Pohon melintang jalan, mengakibatkan alur Wonosari-Yogyakarta macet total.

Masih dalam kondisi hujan deras, warga setempat di bawah komando Budi Susanto, bergotong royong menyingkirkan pohon. Dua orang pengguna jalan yang tak mau disebut jati dirinya, membantu mempercepat penyelesaian. Pukul 13.46 WIB, alur Yogyakarta-Wonosari kembali normal.


Camat Patuk R. Haryo Ambar Suwardi, ketika dikonfirmasi via sms, meulis, “Sebelas desa wilayah kecamatan Patuk aman terkendali. Kecuali Di Putat, ada kejadian, namun tidak mengkhawatirkan. Listrik padam sat kejadian, pukul 14.46 telah  kembali menyala.”

Minggu, 09 Februari 2014

GOLPUT PEMILU 2009 29 %, GOLPUT PEMILU 2014 40%?

Menyimak diskusi tokoh kelas profesor di ILC TV One, acap bikin perut terkocok. Susah berhenti tertawa. Mentertawakan orang lain, termasuk mentertawakan diri sendiri. Partai politik,  dibilang gak ada yang bener. Semua ‘brengsek’. Saya bukan profesor. Tetapi  saya tidak mau kalah. Yang melahirkan politisin itu rakyat. Selaku induk, rakyat  di negeri ini jauh lebih brengsek ketimbang para  politisi. Golput pemilu 2014 waspada 1.  

Saya akan bercerita mulai dari hari Ahad Wage 9/2/2014. Hari pencoblosan  ada di Rabu Pon, 9 April 2014. Artinya: pemilu 2014, tinggal 61 hari lagi dilaksanakan, sepanjang tidak terjadi ‘bencana’. Dalam hitungan sedekat itu, masyarakat masih ‘gamang’. Ikut memilih atau sebaliknya adalah ‘blunder’, karena tingkah aktor politik, tidak menunjukkan jati diri ‘orang timur’, tetapi malah mempertontonkan tabiat bangsa ‘bar-bar’. Ada dugaan pemilu 2014 angka golput bakal meledak.

Merunut partisipasi masyarakat di dalam pemilu nasional:  1999 (92%), pemilu 2004 (84%) dan pemilu 2009 (71%). Menurunnya angka partisipasi itu dijadikan sebagai tantangan dalam mewujudkan sukses pemilu 2014.

Itu sebabnya pada pemilu 2014, direkrut relawan demokrasi (relasi) dan disebar di seluruh kabupaten / kota di Indonsesia. Tujuannya untuk meningkatkan partisipasi  pemilih dalam menggunakan hak pilih, meski banyak pihak menyangsikan efektivitas peran relasi, karena iklim politik di Indonesian tidak mendukung. 

Partai  politik sulit untuk mengaku bersih dari korupsi. Hampir  seluruh kadernya melakukan itu, dengan jumlah yang berbeda. Motif korupsi, karena alasan pribadi, bisa pula karena alasan kelembagaankarena parpol butuh dana besar.

Dan ketika ada paparan  rangking parpol  korup, serentak, petinggi parpol kebakaran jenggot. Mata rakyat, selama ini dianggap tidak tahu. Jangka tahun 2014-2019 kiranya rakyat masih akan terus dibodohi dan dibutakan.

Usulan negara tanpa partai adalah hampir mustahil, karena Indonesia terlanjur menganut trias politika, kekuasaan berada di setitiga emas: eksekutif, yudikatif dan legeslatif.

Itu sih ok. Tetapi idealnya, partai politik cukup berada di legeslatif dan eksekutif. Indonesia tidak. Negara ini kemudian menjadi sangat gaduh. Tersebar aroma busuk, sebab partai politik juga berada di ranah yudikatif. Dan pelaku korupsi, merata di segitiga itu.

Tindak Pidna Korupsi (tipikor) berdasarkan jabatan, dalam kurun waktu 2004 hingga Juni 2012 versi KPK, sebagaimana dilansir Kompas 1 Oktober 2012, ditabulasikan dari deskripsi Muchtar Effendi Harahab, tergambar sangat memprihatikan.

Tabel 1
No
Asal Koruptor
Jumlah
Keterangan
1
Pejabat Eselon I, II dan III
98
Orang
2
Swasta
70
Orang
3
Anggota DPR dan DPRD Kader Parpol
65
Orang
4
Walikota/Bupati dan Wakil Kader Parpol
32
Orang
5
Gubernur Kader Parpol
8
Orang
6
Komisioner
7
Orang
7
Kepala Lembaga/Kementrian
6
Orang
8
Duta Besar
4
Orang
9
Hakim
6
Orang
10
Lain-Lain
33
Orang

Total
329
Orang


Mulut partai gajah dengan mulut partai gurem, meminjam istilah Prof. Sahetapi, tingkat kebusukannya sama. Saya melihat, partai politik, dewasa ini tidak lebih dari sekumpulan demogoge, yang pekerjaannya mengekploatasi sekaligus menipu rakyat. Mereka sulit untuk melakukan introspeksi: mulat sarira hangrasa wani .

Dipo Alam dalam kapasitasnya sebagai sekretaris kabinet, menyusul Indonesia Corruption Watch (ICW) memaparkan rangking parpol, berdasarkan jumlah kepala daerah, Anggota DPR/DPRD kader parpol yang melakukan tindak pidana korupsi, dari sisi jumlah ijin yang disetujui presiden.
Jumlah Kepala Daerah kurun 2004-Sept 2012 yang diijinkan Presiden untuk diperiksa versi Sekretaris Kabinet Dipo Alam tergambar pada:

Tabel 2
No.
Dijinkan
Asal Parpol
Keterangan %
1.
64
Partai Golkar
32,57
2.
32
PDIP
24,6
3.
20
Partai Demokrat
9.28
4.
17
PPP
5,34
5.
9
PKB
3,94
6.
7
PAN
0,04

1
Partai Lain
0,01
Jumlah
150

100


Sementara gambaran Anggota DPR 2004-Sept 2012 yang diijinkan Mendagri  untuk diperiksa terlihat pada:

Tabel 3
No.
Dijinkan Mendagri
Asal Parpol
Keterangan %
1.
149
Partai Golkar
32,57
2.
106
PDIP
24,6
3.
40
PPP
9.28
4.
23
PAN
5,34
5.
17
Partai Demokrat
3,94
6.
96
PKB, PKS, PDS, PBR
23,67
Jumlah
431

100


Dan nggota DPRD II 2004-Sept 2012 yang diijinkan Mendagri untuk diperiksa terlihat di :

Tabel 4
No.
Jumlah Ijin
Asal Parpol
Keterangan %
1.
146
Partai Golkar
32,57
2.
74
PDIP
24,6
3.
63
Partai Demokrat
9.28
4.
39
PPP
5,34
5.
30
PKB
3,94
6.
28
PAN
23,67
7.
28
Partai Hanura
5,20
8..
27
PKS
5,03
9.
26
PDS
4,85
10.
15
Partai Geerindra
3,54
Jumlah
944

100

Lebih seru ketika ICW melansir bahwa kerugian negara akibat korupsi sepanjang kurun 2004-2012 menjelang semester akhir mencapai Rp 1,22 trilyun.

Bertolak dari gambaran carut marutnya parpol karena belitan kurupsi, kemungkinan besar angka golput pada pemilu 2014, masih cukup tinggi. Kehadiran dan gerakan relasi dipastikan akan berujung pada sia-sia, meski pengeluaran untuk gerakan mereka tidak bisa dibilang main-main. Angka golput pada pemilu 2009 sampai di angka 29%, untuk pemilu 2014 kemungkinan melonjak mendekati angka 40%.



DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...