Sabtu, 01 Februari 2014

GITA WIRYAWAN MUNDUR UNTUK MAJU, DENGAN KERETA DEMOKRAT YANG REOT

Gita Irawan Wiryawan. Ft Liputan 6 
Gita Wiryawan diangkat menjadi Mentri Perdagangan Oktober 2011, menggantikan Marie Elka Pangestu. Gita menyatakan hengkang dari Kabinet Bersatu Jilid II, Jum’at 31/1/2014. Alasan pengunduran dirinya karena dia ingin berkonsentrasi dalam konvensi Partai Demokrat. Menyusul, Gita dituding bertanggungjawab dalam impor beras Vietnam. Berkelit, Gita malah menohok Menteri Pertanian Suswono.

Surat pengunduran diri Gita telah distujui SBY. Terhitung sejak Sabtu, 1 Feruari 2014, Gita tidak ngantor lagi di Kemendag. Dia bersama Timses, berjuang habis-habisan untuk merebut kursi Istana. Terkait dengan hal pengunduran diri itu, tak urung sorotan tajam mengarah kepadanya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo, sebgaimana dilansir Tribunnews.com, Kamis 30/1/2014, meminta aparat penegak hukum  mengusut tuntas dan menindak tegas pelaku beras impor ilegal dari Vietnam.

Menurut Firman, Menteri Pertanian Suswono, oleh DPR telah dimintai tanggapan. Firman menuturkan, Suswono tegas  menjawab, tidak mengeluarkan rekomendasi  beras impor termasuk beras jenis medium. Di depan Dewan, Suswono mengtakan, stok beras 2 juta ton, cukup aman.

Dalam carut marut beras vietnam, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan harus bertanggungjawab. Pasalnya, 58 importir menerima SPI dari Kemendag. Realita importasi terjadi 83 kali dengan total impor sebanyak 19.600 ton. Dan beras Vietnam yang diimpor itu memiliki spesifikasi medium, jenis beras yang sebenarnya hanya boleh diimpor oleh Perum Bulog.

Dua hari sebelum mundur dari jabatan mentri perdagangan, Di depan wakil rakyat, Rabu, 29/1/2014, Gita menyanggupi akan menelusuri kasus beras ilegal dari Vietnam 19.600 ton yang masuk ke pasar Indonesia. Diakui, pihaknya memang mengeluarkan izin impor beras tipe khusus tetapi itu sesuai rekomendasi Kementerian Pertanian. "Kita dalami kalau kita temukan beras dengan spek beda dengan izin yang kita keluarkan, kalau perlu kita cabut (izin impornya)," kata Gita, sebagaimana dikutip Tribunnew.com.

Mencermati perilaku Gita, ada beberapa catatan yang perlu disimak. Pertama: bagaimana  Gita Wiryawan bisa mengusut importir beras Vietnam, sementara mulai Sabtu, 1/2/2014, Kemendag dikendalikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krinamurthi.

Memangku jabatan  mentri saja mundur, kenapa malah merangkak-rangkak meraih kursi Istana? Ini catatan kedua. Tanggungjawab sekelas mentri ditinggalkan, mencari beban lebih. Apa ini bukan ambisi yang berlebihan? Meniru gaya SBY? Keluar dari Kabinet Gotongroyong, demi bertarung di pilpres? 

Pengunduran dirinya tidak ada muatan? "Nothing to lose (tulus)?" Ini catatan ketiga. Gita pikir,  pertarungan pilpres itu hanya sekelas pilihan kepala Desa. Gita terlalu PeDe (percaya diri). Padahal PD (Partai Demokrat) reot dab terancam masuk ‘neraka politik’.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...