Danramil Patuk & Kepala Desa Nglanggeran beri arahan anggota Kelompok Gendogo Kencono |
Tahun 2006 Yogkarta duguncang
gempa. Resioko terberat ketika lempengan bumi bergeser, mata air banyak yang hilang. Menristek, mencoba
membantu warga yang kekuarangan air bersih, tetapi masih ada banyak kekurangan.
Kodim 0730 Gunungkiul menyambung bantuan, dengan melakukan karya bakti. Warga
dikirim pipa, bahkan rencananya sampai ke sambungan rumah (sr) dan meteran.
Warga
Pedukuhan Doga, Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Desember 2013 memperoleh
bantuan dari Kementrian Riset dan Tenologi berupa pembuatan dua bak penampung air bersih, pipa, dan dua mesin pompa air
senilai Rp 197.500.000,00.
Riil
kebutuhan pipa meliputi: 2 in 4,5 km, 1 in 4 km dan 0,5 in sepanjang 3 km.
“Ternyata, bantuan Kemenristek belum mencukupi,” kata Senen, Kepala Desa
Nglanggeran, Senin. 3/2/2014 di tengah warga yang tengah giat melakukan
gotong royong membuat galian guna
memasang pipa.
“Untuk
itu”, sambung Anwar, Kepala Bagian Kesra, Desa setempat, “kami mengajukan
bantuan ke Kodim 0730 Gunungkidul, via Koramil Patuk.” Lewat program Karya
Bakti, permohonan bantuan itu direspon positif.
Kapten
Infantri Indro Setyabudi Komandan Koramil Patuk, atas nama Kodim 0730 menyerahkan
bantuan pipa paralon 2 in sepanjang 2 km, 1 in 2,5 km, serta 0,5 in untuk
keperluan sambungan rumah sepanjang 2 km. “Menurut rencana,” Kata Danramil
Patuk, “dalam karya bakti TNI ini kami juga akan membantu meteran pengukur.
sumber air di tepian sawah |
Sumber
air ‘Ngrangke’ yang terletak di tepian sawah, musim kemarau air memang surut,
namun tak seberapa. Menurut Anwar, tetap bisa mencukupi untuk keperluan 165
kepala keluarga (KK).
Anggota TNI Koramil Patuk Karya Bakti |
“Ke
depan”, kata Ngatimin (60) salah seorang anggota kelompok ‘Gendogo Kencono’
(kelompok pengelola air pedukuhan Doga), “kami tidak lagi harus membeli air
bersih.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda