Rabu, 28 Desember 2022

PADA SEBUAH PINTU, DOSA SIAPA MENUNGGU

Kuncup bunga masih ada. Lupa rasa, tidak. Cara mekar saja yang hilang sejak kau menolak kehangatan matahari.

Daun cemara, hijaunya utuh, tetapi tidak mau menimbang rasa. Dia sibuk dengan angin melambai.

Lupa rasa, tidak. Membuka tutup benang sari saja tanganmu bergegas menepis rindu. 

Kambium meleleh lelah merangkak di kulit dan batang yang mulai mengelupas disorong umur.

Lupa rasa, tidak. Bahasa nafas berayun seperti dulu. Aku kenal, aku juga hapal. Mengapa sulur beringin tak mau merangkul langit.

Cukup lama kita menunggu maaf. Lupa rasa, tidak. Mana mungkin kita tega melihat kematian sebuah hati. 

Ada janji yang terbawa sampai uzur. Lupa, tidak. Kedua anak telah membantu menggulung layar membuang sauh.

Berlabuh di mana perahu kita, berlabuh di mana. Bukan di laut, tetapi di langit tinggi. 

Membaca kitab kuno sebelum gerbang dibuka mengapa menggigil.

Kita berpisah atau bersatu mengapa termangu.

Tak ada cerita langkah mundur. Maju adalah nasib, tidak selesai kita berkelahi menipu diri sendiri.

(Bambang Wahyu) 

Senin, 26 Desember 2022

MENIKMATI LUKISAN DI CEPURI NDALEM BENAWAN



Dikutip dari Wikipedia, lukisan abstrak atau karya tanwujud adalah salah satu jenis seni kontemporer yang tidak menggambarkan objek dalam keadaan asli.


Lukisan abstrak menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-representasional. Pada awal abad ke-20, istilah ini  digunakan untuk mendeskripsikan seni seperi kubisme dan seni futuristik.


Ir. Limardani 25-12-2022 berkesempatan pameran tunggal di Cepuri Ndalem Benawan. Sejumlah karya yang dipajang menarik perhatian pengunjung.


"Monggo mirsani karya lukisan abstrak karakteristik karya Ir. Limardani Rince Ramli, MM di Cepuri NDalem Benawan Jalan Rotowijayan No.24 Yogyakarta," tulis pengunggah pameran tunggal di akun Facebook.


"Monggo mirsani karya lukisan Abstrak Karakteristik karya Ir.Ilmardani Rince Ramli, MM di Cepuri NDalem Benawan Jalan Rotowijayan No.24 Yogyakarta.


Akun Facebook atas nama Sutrisno Pbg berkomentar pendek," Mantap."


Seni futuristik memang menarik perhatian   karena penikmat bebas berimajinasi berdasarkan referensi dan pengalaman yang dimilikinya. 


Salah satu lukisan serupa dipan karya Limardani memancing pemirsa  terbang ke langit subyektivitas. 


Hari esok, entah kapan manusia  duduk bersandar di atas dipan. Mereka tidak merasakan teriknya matahari, tidak merasakan dingin yang berlebihan.

Lukisan Ramli tak lepas dari kasih sayang  dunia binatang. Dia menyentil pergaulan  manusia yang sering bermusuhan banyak bentroknya ketimbang akurnya.


Tidak elok kalau tahun 1993, Bos MURI, Jaya Suprana memberinya penghargaan atas karya-karya Limardani.

https://youtu.be/kBvCeBxTVmw
(Bambang Wahyu)

Minggu, 25 Desember 2022

ADA MASANYA MULUT TIDAK LAGI BICARA

Jangan dikira kikir itu baik. Ternyata tidak. Kikir itu buruk. Sangat buruk.



Banyak manusia mengira, harta yang mereka kikirkan akan dikalungkan di leher pada hari pembalasan. Ternyata tidak.



Mulai akil balik yang dikalungkan di leherku adalah kitab catatan baik dan buruk. Pada hari perhitungan kitab itu dalam posisi terbuka. Aku harus membacanya sendiri.



Membaca dengan teliti, seperti perut mengubah makanan dan minuman menjadi energi. Mulut tidak lagi bisa berbuat banyak. 



Kalori dalam makanan dan minuman digabung dengan oksigen menghasilkan energi bukan lagi kewenangan mulut. 



Pada hari akhir, mulut dikunci. Tidak kuasa lagi bicara. Tangan ngomong, kaki bersaksi tentang semua perbuatan.



Sudahkah sampai kepadamu berita gembira tentang hari akhir, hari pembalasan, hari perhitungan itu? 



Hari itu semua manusia menyesal. Mulut tak lagi bicara, kecuali menyesal. 



(Bambang Wahyu)


SETIAP TAHUN BARU KALIAN HANYA MENJADI TUA

Manusia berbondong-bondong berkumpul di satu titik. Dalam sekali tarik nafas mereka mengucap dua kalimat yang berbeda. 

 Selamat tinggal tahun 2022. Selamat datang tahun 2023. Apa mereka tahu tentang kalimat yang mereka ucapkan? 

 Aku bertanya kepadamu.

 Apa yang mereka tinggalkan di tahun 2022. Apa yang mereka jemput di tahun 2023?

Aku bertanya kepadamu.

Berpayung langit dinihari mereka berbisik di tengah genderang hura-hura yang memekakkan dan menyesakkan dada.

Ideologi masih sama. Politik tidak berubah. Ekonomi makin terjajah. Sosial budaya seperti sampah. Pertahanan keamanan merebah. Apa tahun 2023 bakal ada pembalikan?

 Aku bertanya kepadamu. 

Ideologi tidak berubah, hanya berpindah. Mereka meninggalkan komunisme, menjemput kapitalisme. Keduanya ibarat daun sirih lumah lan kurebe. Dinulu seje rupane ginigit tunggal rasane. Melepas baju komunisme mengenakan baju liberalisme apakah itu perubahan ke arah kebaikan?

Aku bertanya kepadamu. Separatisme tanpa dan dengan senjata melebar ke mana-mana atas nama hak asasi manusia. Menyusul Bupati Meranti menantang perang Presiden Jokowi. Itu pergaulan politik macam apa? 

Aku bertanya kepadamu. Barang impor melimpah. Perekonomian dikuasai asing. Kesenjangan sosial melebar. Kesempatan kerja menyempit. Kemiskinan tak terkendali. Korupsi merajalela. Siapa yang menjadi tumbal di setiap tahun baru? 

Aku bertanya kepadamu. Ancaman sosial budaya datang dari dalam dan luar negeri. Dipicu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Kaum hedonis bergaya hidup mewah. Mereka lebih suka barang luar negeri. Hidup mabuk-mabukan, foya-foya, bergaul bebas. Individualisme mengemuka. Westernisasi budaya barat diagungkan. Gotong royong pudar. Solidaritas keropos. Nafas keagamaan melemah. Di sudut mana kesalahan bangsa ini? 

Aku bertanya kepadamu.

Konflik suku, agama, ras, dan antar golongan terus mengancam pertahanan keamanan. Siapa yang terus menjadi tumbal di setiap penyambutan tahun baru Masehi? 

 Aku bertanya kepadamu.

Perubahan macam apa yang akan dilakukan oleh para pemimpin di tahun 2023?

Aku bertanya kepadamu.

Kalau para pemimpin pikirannya hidup, maka hidupnya merupakan proses yang terus-menerus memperbaiki diri. Yang buruk dibuang yang baik dipasang, supaya rakyat tidak menjadi tumbal. 


Sebagian besar manusia, di setiap tahun baru hanya bertambah tua karena mereka sungkan memudakan pikirannya.

(Bambang Wahyu)

TUHANKU DI PINTUMU AKU MENGETUK AKU TIDAK BISA BERPALING (Chairil Anwar)

Ditunjukkan kepadaku nilai tenggang rasa, "Untukmu agamamu, untukku agamaku."


Diajarkan kepadaku, "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."


Diberitahukan kepadaku, "Kamu bukan penyembah apa yang aku sembah."


Dibisikkan kepadaku,


 "Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah."


Disampaikan kepadaku, "Kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah."


Pesan itu saya pegang erat agar kebersamaan tidak terputus. Kecintaan sesama umat tidak terlukai. 


Memutus silaturahim seperti memutus Rahmat Ilahi. Saya tidak mau itu.


Maka berbahagialah saudara-saudaraku yang merayakan Natal. Aamiin.


DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...