Perahu berjalan di atas aspal |
Spektakuler, pawai budaya 5 padukuhan meliputi: Glidak, Siyono Wetan, Siyono Kulon, Siyono Tengah, dan Siyono Kidul, Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunungkidul menyongsong rasulan Senin Kliwon 15 Juni 2015 diikuti 2.000 peserta. Dari 100 barisan lebih, satu di antaranya terbilang aneh. Sebuah miniatur kapal melaut di jalan beraspal.
Pawai atau kirab budaya tak sekedar memamerkan seni, tetapi juga kreatifitas. "Warga Siyono Kulon memang pintar berimajinasi," kometar Anang warga Gading V, saat menonton kirab yang digelar warga lima padukuhan, Minggu siang 14/6/2015.
Menurutnya, Marching Band Gema Mahatva SMP PGRI Playen yang mencoba menjadi semacam cucuk lampah (barisan terdepan pembuka jalan) tidak menunjukkan kehebatannya. Mereka, kata Anang, tampil datar.
"Warga Siyono Kulon, menurut penglihatan saya memiliki kecerdikan dalam memilih tampilan bentuk. Yang diarak atau dipamerkan biasa-biasa saja, berupa gamelan jawa yang diusung di atas truk dengan para penabuh yang sudah sepuh," ujarnya mengapresiasi.
Tetepi, kata Anang, media yang dipilih miniatur perahu. "Saya menilai, penggagas dan perancang media itu pasti orang yang sedikit banyak paham soal seni," imbuhnya.
Menurut dia, ada unsur kesengajaan, mengkontraskan antara perahu dengan aspal. Yang lazim perahu itu pasti berjalan di air. "Ini tidak, alat transportasi tersebut menggelinding di jalan beraspal, sehingga menjadi sebuah tontonan yang unik karena kotradiktif," pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda