Sabtu, 06 Juni 2015

EMPAT BAHASA LEMBU, DAGANGAN UNIK UNTUK WISATAWAN MINAT KHUSUS

Bahasa Petani dan Sapi saat membajak  sawah langka terdengar. Foto Net





Ristu Raharjo, Kepala Bidang Dinas
kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul mengatakan, sapi pekerja, atau lembu yang biasa digunakan petani untuk membajak, memiliki kemampuan  memahami 4 kata yang diucapkan  pembajak. Bahasa tersebut terbilang sangat unik, sebab itu menurut Ristu Ristu Raharjo, pengelola desa wisata patut mengemas untuk suguhan wisatawan minat khusus.



"Empat kata yang
saya maksud adalah Gya (kiri) Her (kanan) Jak (lurus) dan His (berhenti)," kata Ristu di ruang kerjanya, Jumat 5///2015.



Lebih rinci dia menerangkan, Gya adalah perintah atau aba-aba, supaya sapi yang sedang diajak bekerja itu berbelok ke kiri. "Her belok kanan, Jak berjalan lurus, dan His aba-aba untuk berhenti," paparnya.



Ristu menilai,  komunikasi antara sapi dan petani  yang sama-sama
asyik kerja di sawah cukup sederhana. "Coba perhatikan semua perintah hanya diucapkan dalam satu suku kata. Eloknya, sapi itu sangat memahami dan patuh perintah petani," ulasnya.



Fenomena atau bahasa alam seperti ini, kata dia,  layak untuk dijual
kepada wisatawan minat khusus. "Saya jamin, mereka akan menyukai hal-hal yang menurut ukuran jaman sudah kelewat langka," tegasnya.


Kegiatan membajak dengan lembu, menurut kesaksian Hadi Purwanto,
mantan Dukuh Nglangeran Kulon, Desa Nglanggeran, kecamatan Patuk, sudah jarang dilakukan petani. "Lebih dari itu, lembu petani saat ini tidak makan rumput, melainkan minum solar," seloroh Hadi Purwanto menggambarkan gencarnya mekanisasi pertanian di wilayahnya.



Tetapi, menurut dia, masih ada satu dua petani yang memanfaatkan sapi
untuk membajak sawah. "Saya sependapat kalau budaya mluku (membajak) dengan lembu dilestarikan untuk penganekaragaman paket wisata minat khusus," ujarnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...