Rabu, 28 Desember 2022

PADA SEBUAH PINTU, DOSA SIAPA MENUNGGU

Kuncup bunga masih ada. Lupa rasa, tidak. Cara mekar saja yang hilang sejak kau menolak kehangatan matahari.

Daun cemara, hijaunya utuh, tetapi tidak mau menimbang rasa. Dia sibuk dengan angin melambai.

Lupa rasa, tidak. Membuka tutup benang sari saja tanganmu bergegas menepis rindu. 

Kambium meleleh lelah merangkak di kulit dan batang yang mulai mengelupas disorong umur.

Lupa rasa, tidak. Bahasa nafas berayun seperti dulu. Aku kenal, aku juga hapal. Mengapa sulur beringin tak mau merangkul langit.

Cukup lama kita menunggu maaf. Lupa rasa, tidak. Mana mungkin kita tega melihat kematian sebuah hati. 

Ada janji yang terbawa sampai uzur. Lupa, tidak. Kedua anak telah membantu menggulung layar membuang sauh.

Berlabuh di mana perahu kita, berlabuh di mana. Bukan di laut, tetapi di langit tinggi. 

Membaca kitab kuno sebelum gerbang dibuka mengapa menggigil.

Kita berpisah atau bersatu mengapa termangu.

Tak ada cerita langkah mundur. Maju adalah nasib, tidak selesai kita berkelahi menipu diri sendiri.

(Bambang Wahyu) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...