Tohari dengan kalsedon uniknya, satu batu dua motif |
Tohari, perajin batu akik asal Padukuhan Sendang 1, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, memamerkan koleksi batu
terunik. Batu kalsedon pipih berbentuk keris, panjang tidak lebih dari 5 centi
meter. Eloknya, kedua sisi batu tersebut memiliki motif yang berbeda.
“Sisi satu memang menyerupati keris dengan pamor Sumur Bandung, sedang sisi lain berpamor Junjung Derajat,”
tutur Tohari, Minggu pagi 31/5/2015, pada bazar akik hari terakhir, di Balai
Desa Wonosari, Gunungkidul.
Batu aneh itu dia temukan di tanah Sultan Ground (SG), tahun 1995 dalam
keadaan terbungkus lempung (tana liat). Hingga kini kalsedon bentuk keris itu dia
simpan rapi menjadi koleksi pribadi.
“Saya menemukan bentuknya ya seperti itu, saya tidak mengubahnya. Ngarso Dalem,
(Sri Sultan Hamengku Buwono X: red.) malah berpesan agar kalsedon keris itu
tidak dijual,” papar Tohari.
Meski aneh dan unik, batu koleksi Tohari tak sempat mengusik pengunjung
bazar. Pasalnya, harganya selangit. Tohari baru
akan melepas kalau ada peminat yang sanggup memahar Rp 100 juta. “Tidak berani
sejumlah itu, lebih baik saya pegang teguh pesan Kanjeng Sultan,” tandasnya.
Dia menjelaskan, kalsedon Sumur Bandung-Junjung
Derajat, oleh bos Mutu Manikam, juragan batu mulia di Jakarta pernah ditawar Rp
30 juta. Tohari tak tergiur, dia tetap pada pendiriannya.
Diminta menjelaskan kehebatan batu keris miliknya, secara retoris Tohari
bilang, “Junjung Derajat itu maknanya cukup cetho, jadi tidak perlu dijelaskan. Sumur Bandung, siapa sih yang
tidak paham makna sumur atau sumber?”