Ikuti soleram si anak manis, jangan dilewatkan peristiwa yang ditulisnya, karena enak dibaca
Sabtu, 26 September 2015
Mas Djangkung Mau Tanam Jagung di Gunungkidul, Ah Yang Bener Bro
Kabupaten Gunungkidul berbeda dengan Bantul dan Sleman. Di musim pilkada 2015, kedua kabupaten yang disebut belakangan masing-masing hanya memiliki 2 (dua) pasangan calon (paslon) bupati, sementara di Gunungkidul tampil hingga 4 paslon.
Mereka adalah Badingah-Imawan (petahana, diusung PAN, Golkar, Nadem, Hanura serta PPP), Benyamin-Mustangit (independen), Djangkung Sudjarwadi-Endah Subekti Kuntariningsih (PDIP) serta Bardi TS-Wahyu Purwanto (diusung Gerindra, PKS, PKB serta Demokrat).
Kampanye dimulai 27 Agustus 2015, rencana berakhir 5 Desember 2015. Sudah berjalan sebulan penampilan masing-masing pasangan calon (paslon) bupati dan wakil terasa datar-datar saja.
Bahkan ada kecenderungan keempat kandidat tak ada beda, mereka memilih teknik monolog, alias kampanye satu mulut. Program mereka maunya begini dan begitu, meski sesungguhnya para calon pemilih itu tidak mudeng sama sekali.
Audien alias calon pemilih dibungkem kemudian dipameri program dakik-dakik, dan muluk-muluk yang mengakibatkan mereka lier-lier lantaran kekenyangan menikmati snak dan nasi bungkus sambil menunggu amplop untuk gantinya uang bensin.
Menyimak program paslon Djangkung Sudjarwadi-Endah Subekti Kuntariningsih sebenarnya sangat merakyat. Pasalnya, mereka mengajak rakyat Gunungkidul untuk nandur jagung. Ini benar-benar sederhana dan sangat realistik.
Tujuannya cukup jelas, bermodal tanaman jagung pemerintah bisa bikin pabrik bioetanol, pabrik pakan ternak dan pabrik pupuk yang berasal dari kotoran lembu alias telepong.
Yang tidak disadari oleh Djangkung dan Endah cuma satu, bahwa di Gunungkidul panen jagung setahun hanya sekali. Sayang tak dibuka forum tanya jawab. Coba kalau Djangkung berani, dia akan menerima pertanyaan super sederhana, “Jagunge sinten Mas Djangkung sing ajeng didamel bio etanol?”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
DHANDHANG-GULA NALISIR
Siji Gunungkidul ing mangsa kawuri Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...
-
Siji Gunungkidul ing mangsa kawuri Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...
-
Pilkada Serentak di Gunungkidul, tidak bisa terlepas dari perang jargon atau adu slogan. Empat pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati masin...
-
BANJIR JAKARTA tanpa solusi, ungkap salah satu stasiun tivi nasional pada reportase petang. Saya terusik. Saya berniat menghadap SBY. M...
-
jalan ambrol, dalam persiapan perbaikan. foto bewe WONOSARI, Kamis Pahing – Satuan Kerja (Satker) Jalan Nasional menepis keluhan And...
-
Tiga C, Colek Cium, Ciu merupakan godaan terberat penari tayub dulu dan kini. Paparan selengkapnya ada di https://wahyuwidayad999.blogsp...
-
Dalam usia ke 185, Gunungkidu negeri batu masih banyak janji yang belum terpenuhi. foto Badingah-Badingah Jumat Pahing 27 Mei 201...
-
mengurangi / enambah takaran Mengambil hak orang lain bisa dilakukan oleh siapapun dan di tempat manapun. Ini merupakan biang porakpr...
-
nawa cita 1 Presiden Jokowi membagi Nawa Cita 1 ke dalam 6 program utama. Sejauh mana tigkat keberhasilan program tersebut, sepenuhn...
-
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunungkidul, Budi Martono menyatakan, diskusi yang diprakarsai Guyub, dan disiarkan langsung oleh...
-
Alam memberi isyarat yang luar biasa. Tanda-tanda tersebut melekat di raut Prabowo Subianto, juga di garis wajah Joko Widodo. Pad...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda