Rabu, 04 Agustus 2021

JOKOWI

Lelaki itu  rajin menghitung bencana gempa bumi. Kurun waktu 2008 hingga 2016 rata-rata terjadi gempa 5.000 hingga 6.000 kali dalam setahun. 


Pada tahun 2017,  kata dia, jumlah bencana meningkat menjadi 7.169 kali dan pada 2019 naik signifikan menjadi lebih dari 11.500 kali.

Gempa bumi, menurutnya harus diantisipasi dengan menguatkan manajemen penanganan bencana dan meningkatkan kemampuan memitigasi bencana,  agar risiko korban jiwa, kerusakan, dan kerugian harta benda terkurangi. 

Layaknya seorang penceramah, lelaki itu ngomong sulit dipotong. Dia tidak memberitahu kapan bakal terjadi gempa. Dia juga lupa menjelaskan mengapa di bumi ini sering  terjadi gempa.

Lelaki itu sama sekali tidak mengenal sejarah penduduk Madyan. Mereka diperingatkan Syu'aib Alaihissalam untuk tidak menyembah berhala dan berkeliaran di bumi membuat kerusakan. 

Mereka,  penduduk Madyan itu lalai kemudian ditimpa gempa bumi, tak satu pun mampu memitigasi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...