Purwanto ST anggota DPRD DIY mengaku menerima keluhan warga Kabupaten Gunungkidul, penderita penyakit gagal ginjal kesulitan mencari pelayanan cuci darah.
''Di Gunungkidul semakin banyak pasien cuci darah. Saya tidak perlu menyebut nama, Padukuhan, Desa dan Kapanewon. Yang pasti, Rumah Sakit Gunungkidul, baik Negeri maupun Swasta tahun 2023 tidak menerima pasien cuci darah, dengan alasan terbatasnya gedung dan peralatan,'' kata Purwanto, ST, 19-5-2023.
Dia menyatakan Bupati Sunaryanta melalui Dinas kesehatan mencermati kondisi warganya yang menderita gagal ginjal sementara mereka kesulitan memperoleh pelayanan yang semestinya.
''Warga yang mau cuci darah, oleh pihak rumah sakit justru dilempar ke sana ke mari, sehingga pasien harus ke rumah sakit luar GunungkIdul seperti Klaten, Solo dan lain sebagainya,'' terang Purwanto .
Anggota DPRD DIY yang juga ketua DPC Partai Gerindra Gunungkidul ini menunjuk gambaran di Kabupaten Bantul tahun 2018.
Bupati Bantul, Suharsono melakukan pembangunan ruang pasien cuci darah, kerjasama antara RSUD Panembahan Senopati dengan PT. Sinar Roda Utama.
Direktur RSUD Panembahan Senopati, I Wayan Marthana Widiana Kedel, kala itu mengungkapkan, jumlah penderita gagal ginjal kronis mengalami peningkatan cukup besar.
Angka seluruh Indonesia sekitar 150.000 penderita gagal ginjal harus menjalani perawatan cuci darah. Dalam setahun pertambahan penderita gagal ginjal mengalami pertambahan sekitar 3.000 penderita.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kuota untuk cuci darah telah melebihi batas. Di RSUD Panembahan Senopati Bantul jumlah pasien cuci darah mencapai 250 pasien, sebelumnya hanya berkisar 193 pasien, dengan jumlah alat cuci darah sebanyak 23 unit. Akibatnya kualitas pelayanan pasien cuci darah menjadi kurang maksimal padahal setiap pasien membutuhkan waktu tunggu panjang. Secara ideal, setiap pasien penderita gagal ginjal kronis harus mejalani perawatan cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu.
Merujuk hal di atas, menurut Purwanto, peningkatan pasien cuci darah di Gunungkidul tidak berbeda dengan Kabupaten Bantul.
Media mencoba mencari tahu jumlah penderita gagal ginjal yang memerlukan layanan cuci darah tetapi kepada Dinas Kesehatan tidak memberi tanggapan.
''Saran saya kepada Bupati Sunaryanta, pembangunan rumah sakit di Ngoro-oro Patuk Gunungkidul segera dilanjutkan untuk keperluan pelayanan pasien cuci darah,'' tegasnya.
[Bambang Wahyu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda