Gusti Aning bilang, UMKM adalah Tulang PANGGUNG, Bukan Tulang PUNGGUNG
Raden Mas Kukuh Hertriasning
Itu kenyataan sangat tidak menyenangkan tetapi sulit di bantah. Kehidupan UMKM cukup sengsara. Secara mendasar semula dianggap sebagai salah satu TULANG PUNGGUNG ekonomi rakyat. Sekarang berubah menjadi TULANG PANGGUNG para calon pejabat.
Mulai dari calon Lurah, Calon Legeslator, Bupati, sampai Calon Presiden. Mereka berjualan konsep seru biar dikira pro rakyat.
Sejatinya tidak. Seluruh omongan itu hanya mandek pada retorika, bahkan hanya menjadi permainan para DEMAGOG.
Ambil contoh Kabupaten Gunungkidul. Bupati Sunaryanta, sebelum duduk di kursi kekuasaan (2020) berapi-api mengomongkan UMKM sebagai senjata ampuh untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan
Pada tahun 2023, Sunaryanta mengakui, bahwa mengembangkan UMKM tidak semudah yang diomongkan.
"Gunungkidul punya 30.000 UMKM. Tetapi yang berhasil memasuki pasar moderen baru 40 unit," ujar Bupati Sunaryanta, dalam kesempatan membuka Table Top, 30-5-2023.
Sementara filosofi pengembangan UMKM itu jelas. Sangat-sangat idialis.
Ini idealisme tersebut:
WARUNG AYU
Umkm jantung ekonomi
Sanes marga margi saking manca
'Nut pujangga ngendikane.
Dadi otot bebayu
Bebakulan sadhengah warni.
Winengku Pancasila
Tebih Kumalungkung
Kul rinangkul ga jinaga
Pasrawungan pancene dipun kaesti
Desa kutha prasaja.
Raden Mas Kukuh Hertriasning (Gusti Aning) Kepala Bidang Promosi pada Dekranas Yogyakarta mengungkapkan pengalaman menarik berkaitan dengan UMKM.
"Saya minta lemari es di setiap hotel berbintang. Tiap kamar diisi satu botol jamu pruduk UMKM. Di Jogja ada 10.000 kamar. Telah koordinasi dengan PHRI, Dinkop, Perindustrian, Bupati/Walikota, Gubernur. Tetapi belum ada titik temu. Belum ada kesepakatan. Kenyataannya hotel punya kebijakan tentang logistik. Banyak alasan dikemukakan mulai dari kuantitas sampai kualitas barang," kata Gusti Aneng mengkritisi kebijakan terkait produk UMKM di DIY.
Gusti Aning menarik kesimpulan sementara, bahwa UMKM hanya sebagai TULANG PANGGUNG POLITIK politik. Tidak banyak pemimpin yang melihat bahwa membesarkan UMKM adalah monumen karya yang lebih bermanfaat.
(Bambang Wahyu)