Senin, 09 Juni 2014

DEBAT TIMSES CAPRES 2014 'MENJIJIKKAN'



Tim sukses Joko-Jeka yang ngotot menghantam sejarah masa lalu Prabowo adalah tindakan ‘bebal’. Sesungguhnya, sejuta hujatan itu tidak layak menjadi konsumsi publik. Tetapi apa lacur, itu sudah terjadi. 

Saya melihat, mata politisi telah terkena penyait ‘rabun ayam’.  Jelang senja, mereka buta. Malam dan siang hari, mata  mereka awas banget. Mereka tahu persis, yang mereka perdebatkan itu adalah sebuah drama ‘politik gajah’ yang membingungkan para pelanduk.

Setiap manusia adalah pemimpin, kurang lebih begitu Bung Karno menyitir secuil ayat Al-Qur’an. Pemimpin negara, bisa saja datang dari mana saja. Selama pemimpin negara itu tidak dari golongan hewan, adalah syah.

Seorang ‘bajingan’, bahkan ‘pembunuh’ sekali pun, selama garis takdir itu tiba, dia bisa berbalik 180 derajat. Di belakang peristiwa, pastinya ada rencana besar, yang mata manusia tidak mampu mengendusnya.

Siapa mau protes, pada takdir Sunan Kalijogo? Silakan demo, pintu terbuka lebar. Siapa mau menutup fakta sejarah Ken Arok raja  Singasari? Toh kelanjutan Singasari itu sekarang Indonesia. Sayangnya, demokrasi tidak mempercayai adanya suratan takdir.

Saya meragukan, apa iya si penghujat, maupun yang dihujat itu tidak memiliki masa lalu yang gelap. Saling tuding dan cemooh seperti tertayang di ILC Minggu malam 8/6/2014 adalah drama permusuhan semu yang menjijikan. Maaf  saya terpaksa melakukan terjemahan bebas terhadap komentar Prof. Sahetapi.

Jangankan rakyat, Karni Ilyas sang pemilik tontonan ‘perang brubuh’ di ILC itu sendiri, sempat berucap bingung, saat Fadli Zon tuding-tudingan dengan Napitupulu.
Apa mereka yang saling berteggang leher itu berni buktikan, bahwa permusuhan yang mereka pertontokan adalah berkelanjutan?  Saya yakin, mereka tidak akan berani melakukannya.

Saya melihat, saat Sahetapi menyindir telak atas kelakuan para politisi di ILC Minggu malam, mereka tidak mampu marah. Kedua kubu malah pada cengengesan.

Penutup: saya melemparkan pertanyaan sederhana pada Prabowo maupun Jokowi begini: Apa yang kamu cari, itulah yang kamu dapat. Kepada orang-orang di sekitar kedua kandidat itu, pertanyaan saya idemdito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...