Mengamati dinamika pilpres 2014, utamanya di
Gunungkidul, sepertinya tanpa greget. Kedua tim pemenangan tampil adem ayem.
Tetapi di media online, mereka saling klaim bakal keluar sebagai penangguk
suara terbanyak. Tim Prabowo klaim dapat 60%, tim Jokowi 70%. Pokoknya seru,
padahal jadwal kampanye yang ditetapkan KPUD, jarang mereka manfaatkan.
Hingga Juni hari ke 19, kampanye terbuka untuk pasangan
calon presiden dan wakil presiden tahun 2014 yang dijadwalkan KPUD Gunungkidul,
terlewati 8 Putaran sudah. Ini berarti, jatah kampanye terbuka tinggal 8
putaran lagi.
No | Pasangan | Juni | Juli | ||||||||||||||
1 | Prabowo | 4 | 6 | 8 | 11 | 13 | 15 | 16 | 18 | 21 | 22 | 24 | 25 | 28 | 1 | 2 | 4 |
2 | Jokowi | 5 | 7 | 9 | 10 | 12 | 14 | 17 | 19 | 20 | 23 | 26 | 27 | 29 | 30 | 3 | 5 |
Terkait dengan jadwal kampanye yang telah ditetapkan,
masing-masing kubu tim pemenangan capres-cawapres mengklaim telah bergerak
sampai ke level akar rumput.
Imam Taufik, atas nama timses pemenangan Prabowo-Hatta,
menyebutkan, strategi yang dipilih adalah serangan udara. “Kami banyak bergerak
di media sosial, facebook, twiter, istagram dan lainnya,” kata Imam di jujung
telepon 19/6/2014.
Di samping itu, mesin politik masing masing partai, tanpa
diperintah, telah bekerja sesuai instruksi pusat. “Saya yakin, untuk
Gunungkidul, Prabowo-Hata akan meraup suara 60%.
Lain Iman, lain Budi Utama. Politisi PDIP yang masih
menjabat ketua DPRD, sekaligus ketua pemenangan Jokowi-Jeka memaparkan, timnya
bergerak sebagaimana irama air.
Diam, pelan, tapi merembes sampai ke mana-mana, “Target
kami, 70% menang di Gunungkidul,” paparnya.
Mengamati gerakan kedua tim, saya berani memastikan:
seberapa pun perolehan suara Prabowo-Jokowi di Gunungkidul, sesungguhnya bukan
semata kerja keras timses mereka.
Mendingan timnya Prabowo, mereka punya Sekretariat
bersama, di ruko Siyono Harjo. Untuk Jokowi? Muter-muter, kota Wonosri sentral
pemenangan itu susah untuk ditemukan.
Lagi pula, saya memperoleh info tentang gerakan kedua
tim, sebatas melalui telepon. Para tokoh, ternyata banyak berada di luar kota,
dengan kepentingan di luar konteks pemenangan pilpres.
Lebih ngeri lagi, ketua tim pemenangan Prabowo-Hata, Hj.
Badingah, S.Sos yang notabene adalah Bupati Gunungkidul, sama sekali tidak bicara
sepatah kata pun. Terbentuknya tim pemenangan, untuk kedua kubu saya pikir
hanya sekadar untuk memenuhi prosedur.
Tidak perlu diajari, masyarakat Gunungkidul, nampaknya telah
tergiring oleh TV One, maupun Metro TV. Tanpa timses pun, ide-ide besar kedua
capres itu, telah sampai ke pelosok Gunungkidul.
Sisa jatah 8 putaran kampanye terbuka itu mau digunakan
atau tidak, Prabowo-Jokowi, dipastikan bakal perang hebat dan seru. Umpama
selisih, diperkirakan tidak besar-besar banget.
Saya hanya ingin mengatakan: kedua tim dari dua kubu
capres-cawapres itu sebenarnya IMPOTEN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda