BWH, tengah |
Dia bercerita tentang tokoh pamomong protagonis Togok. Setiap Ksatria yang dikawal Punokawan Togok, dalam episode apa pun tidak pernah menang.
Cerita BWH runtut mulai dari Dasamuka, Setijo Bomo Naroko Sura, Kangsa Dewa hinga Suyudana, raja Hastinapura.
Tetapi, kata BWH, di depan awak media, di Rumah Makan Mbah Padmo, Ngawis, Karangmojo, Sabtu Siang (18/7/20), Togok adalah Punokawan yang setia menunaikan tugas dan perannya sebagai pengingat para Ksatria yang jalan hidupnya semua kesasar.
BWH, akan memainkan peran Punokawan Togok di dalam berkompetisi Pilkada 2020. Ora Mbrebegi, Ning Ngrampungi. Itulah tajuk yang BWH usung bersama Benyamin Sudarmadi.
Lebih detail BWH bertutur, memilih gambar miring (wayang kulit) sebagai personifikasi dalam berkompetisi Pilkada 2020, tidak lain, bahwa wayang satu kotak itu adalah merupakan potret jiwa manusia.
Menurut BWH, di dunia ini, selalu ada tokoh yang memerankan Arjuna, Dursasana, Puntadewa, Samba, Semar, Srikandi, Destra Rastra, Suryatmaja, juga Togok.
Karena karakteristik tokoh wayang sekotak, semua ada di dalam hati manusia, jadi, kata BWH, memilih Togok sebagai personifikasi dalam konteks pertarungan politik, dalam ini Pilkada Gunungkidul, tidak bisa dilihat dalam satu episode tertentu.
Togok, bukan tokoh super buruk, gara-gara yang dia ikuti adalah tokoh-tokoh jahat. Peran utama Togok dan ini penting, adalah mengingatkan.
"Ora gelem diingatkan, ya dijerumuskan sekalian," pungkas BWH.
Dengan 10 kursi di DPRD Gunungkidul, dalam mengusung BWH-BS, PDI-P tidak berkoalisi dengan partai lain. PDI-P sendirian lagi.
(Bambang Wahyu Widayadi)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNgapain dihspus
Hapus