Petani memberi cadangan air berupa jeli |
Pria yang senasib, sama-sama sebagai caleg gagal seperti mantan anggota DPRD DIY Slamet, S.Pd. MM ini menyemangati Kelompok Berkah dengan ideomatika berbahasa Jawa.
"Nadura sing sampean pangan, manganna sing sampean tandur, (makanlah yang anda tanam, dan tanamlah apa yang anda makan)," ujar Arintoko di depan anggota Kelompok Tani Berkah, Rsbu siang, (8/7/20).
Dia adalah seorang pemerhati sekaligus pelaku pertanian yang kini konsentrasi menerapkan aplikasi basah yang disebut sebagai hidrogel, terkait dengan kecenderungan kekurangan air yang selalu berulang terjadi di Gunungkidul terutama pada musim kemarau.
Hidrogel, menurutnya merupakan kristal polimer yang berfungsi menyerap atau menyimpan air dan nutrisi, untuk tanaman semusim, dalam jumlah besar.
Hidrogel dapat terurai melalui pembusukan oleh mikroba sehingga produk ini aman digunakan.
Benda ini, hidrogel maksudnya, menurut Arintoko tidak larut dalam air tetapi justru menyerap dan akan melepaskan air dan nutrisi secara proporsional pada saat dibutuhkan oleh tanaman.
Dengan memafaatkan hidrogel tanaman akan selalu mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat. Hidrogel, menurutnya mampu menyerap air sebanyak 500 kali dari berat serbuk putih yang mirip butiran gula pasir itu.
Sangat cocok untuk media bagi petani rumah tangga yang terbiasa menanam sayuran di dalam polyback.
Berkunjung ke Kelompok Tani Berkah, Arintoko mencoba menerapkan hidrogel untuk tanaman. pisang dan pepaya, yang sebelumnya, dia belum pernah mencobanya.
Sebulan ke depan, hasil percobaan tersebut akan dievaluasi.
Bambang Wahyu Wdayadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda