Selasa, 10 Juni 2014

PRABOWO-JOKOWI MUNUS TRILOGI DEMOKRASI



Saya masih belum ada pilihan (SMBAP). Debat putaran pertama tidak berkembang. Kedua capres-cawapres tidak berpijak di bumi pertiwi. Padahal moderator telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan runcing sekaligus menggelitik.

Dimana mereka  berdiri?  Keempat tokoh tersebut, menurut saya berada di awang-awang.  Di dalam pikiran mereka sepertinya zero sejarah negeri tercinta.

Yang saya masksud begini: pada jaman Soekarno, politik dijadikan sebagai panglima. Era Suharto diputar, menjadi ekonomi adalah panglima. Dan SBY selama sepuluh tahun berkuasa, bermanuver menjadikan hukum sebagai panglima.

Semalam, Senin 9 Juni 2014, Prabowo dan pasangannya, tak luput Jokowi-Jeka, cenderung  hanya mengingat SBY. Sementara Indonesia ke depan kita sangat butuh  tiga panglima itu.

Politik, Ekonomi dan Hukum, untuk kejayaan Indonesia, pantas seiring sejalan. Dipadukan dalam formulasi trilogi demokrasi. Ketiganya patut diletakkan pada pelataran hak azasi manusia.

Tidak bisa misalnya hanya mengandalkan salah satu. Mendewakan politik, Soekarno terjerambab. Mengagungkan ekonomi, Soeharto kesampar kesandung. Memanglimakan hukum, korban berjatuhan. Besan SBY, faktanya harus menginap di hotel prodeo.

Tentu saja berbeda manakala trilogi demkorasi itu berjalan seiring. Hak politik dipenuhi, hak ekonomi terlayani, hak hukum terakomodir. Perkara yang terakit dengan sub-ordinat, tentu saja akan lebih mudah untuk dijalankan.

Warga negara yang telah mencapai tataran yang disyaratkan undang-undang tidak akan menjadi orang yang buta politik. Bayi yang ada dalam kandungan, lebih terapresiasi karena negara menjamin adanya hak ekonomi.  Tajam ke bawah tumpul ke atas, akan kikis, karena negera  (SBY) telah memberi contoh.

Terus terang saya ragu, atau lebih kongkritnya kecewa, dari ke empat tokoh yang berdebat semalam, tidak mengkristalkan trilogi demokrasi, sebagai sayarat mutlak pembangunan Indonesia masa depan.

Padahal Profesor Zaenal, sang moderator memberikan kesempatan utuk menutup debat malam itu, agar rakyat menjadi yakin terhadap sosok calon presiden 2014-2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...