Senin, 14 Juli 2014

ENAM BELAS MALAIKAT NYARIS TERTIPU



Sekelompok intelektual berkumpul, ngopi di hotel berbitang. Mereka asyik diskusi. Tetapi menurut pengamatan saya, tidak tepat jika dikatakan diskusi. Mereka lebih pas kalau disebut ngrumpi.


Saya kenal betul wajah mereka, karena sering muncul di layar kaca. Nama mereka saja yang saya lupa-lupa ingat. Di lobi hotel malam itu, yang jelas ada 8 (delapan) orang.

Makin larut, ngrumpinya berubah menjadi perang mulut. Seru, mereka bersitegang. Mereka saling kalim, bahwa dirinya yang paling jago dalam hal berbuat kebajikan.
“Atas nama demokrasi job yang saya tangani mustahil salah,” kata tokoh berbaju biru yang didukung pria berbaju kotak-kotak.

Tak mau kalah, priya ganteng berdasi merah mengatakan hal yang sama. “Kami punya pengalaman bertahun-tahun,” kilahnya memberi alasan.

Tak pelak, wartawan dari berbagai media sibuk  meliput. Mereka berlomba menyiarkan hasil rumpian hot, gaya 8 intelektual malam itu.

Tiba-tiba terjadi insiden kecil, satu di antara 8 pengrumpi nyaris dilempar dari lantai tiga, gara-gara  bersikukuh tak mau mengubah jalan pikirannya.

Selamat, peristiwa tragis tak terjadi, karena Polisi bertindak cepat melerai, yang sejak sore berjaga-jaga di lokasi itu.

Rumpian itu pun menemui jalan buntu. Dalam kepala 8 orang intelektual tersebut tetap terpateri bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apa pun.
Dan rumpian bubar menjelang  pukul 00.00 WIB, 10 Juli 2014, selepas pilpres 9 Juli 2014.

Di lobi yang sama 16 malaikat pencatat amal baik dan amal buruk berdiskusi. Kesimpulannya, mereka menandatangi nota kesepakatan.

Karena malaikat pencatat kebaikan kehabisan buku, maka sisa halaman buku pencatat keburukan sementara digunakan untuk mencatat kebaikan 8 orang  intelektual, yang sudah pada ngedengkur di kamar hotel.

Tiba-tiba, di antara malaikat itu ada yang usul. “Jangan gegabah Bro.... kita tunggu tanggal 22 Juli 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...