Tragedi Ki Ageng Mangir
Wonoboyo adalah sejarah. Lelaki perkasa berjenjata tombak Baro Klinthing itu
harus menghaturkan sembah pada musuh besarnya Panembahan Senopati. Sebabnya
amat sepele tetapi manusiawi. Karena hati
Ki Ageng tertelikung oleh kecantikan Putri Pembayun.
Patut dimaknai secara simbolik,
bahwa Pembayun tidak lebih adalah sosok ibu petiwi. Korelasinya menjadi
berbeda, ketika ibu pertiwi selama 40 terakhir selalu didzolimi. Siapapun yang
memahami, terlebih melakukan penistaan kepadanya, dia
lebih utama bertaubat,
daripada sombongnya kelewatan.
Rabu Wage, pada hitungan
hari ke 14 bulan Juli tahun 2014, di Tugu Proklamasi, tercatat sejarah. Ada deklarasi
bersama (dekber) oleh tujuh koalisi pendukung Merah Putih. Piagam Tujuh ditandatangani
partai Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB dan Demokrat.
Agaknya dekber itu disengaja
agar ada kemiripan dengan Jumat Legi 17 Agustus 1945. Sontak, peta perpolitikan
di negeri ini pun berubah. Karena secara
terang-terangan diceploskan babak baru menyongsong pengumuman KPU tanggal 22
Juli 2014.
Kalau dekber tersebut
tulus, maka bisa ditafsirkan itu adalah sebuah inisiasi atau pengakuan dosa
bersama, bahwa selama ini partai politik telah menempuh jalur yang keliru.
Mereka yang terbiasa bangga dengan dosa-dosa, kata Ebiet GAD, kini tertunduk di
depan Tugu Proklamasi.
Meluncur dari ucapan
Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, selama ini ada pengalaman pahit. Partai
politik tercerai berai. Ditafsirkan secara bebas, para politisi bersitegang di parlemen,
dan tidak kober memikirkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan
rakyat.
Relevansinya dengan pengumuman
KPU 22 Juli 2014 adalah, siapapun pemenangnya, dia akan dikawal habis-habisan
oleh 7 partai politik yang raihan suara di parlemen hampir mencapai 2/3.
Sisip sembire (kurang
waspada), kata seorang ahli olah batin, Mbah Hadi Suyatno(74), itu tanda-tanda permulaan
bakal terjadinya perang besar.
Sebab, kata Mbah Hadi, untuk
jangka 5 November 2013 hingga 26 September 2014, negeri ini dipengaruhi aura
jajalanat.
Wauw.........? Konklusinya
apa? Dekber di Tugu Proklamasi itu tulus atau pura-pura, kita patut waspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda