Senin, 14 Juli 2014

KOALISI PERMANEN MENGAWAL PRESIDEN RI KE 7



Tragedi Ki Ageng Mangir Wonoboyo adalah sejarah. Lelaki perkasa berjenjata tombak Baro Klinthing itu harus menghaturkan sembah pada musuh besarnya Panembahan Senopati. Sebabnya amat sepele tetapi manusiawi.  Karena hati Ki Ageng tertelikung oleh kecantikan Putri Pembayun. 

Patut dimaknai secara simbolik, bahwa Pembayun tidak lebih adalah sosok ibu petiwi. Korelasinya menjadi berbeda, ketika ibu pertiwi selama 40 terakhir selalu didzolimi. Siapapun yang memahami, terlebih melakukan penistaan kepadanya, dia 
lebih utama bertaubat, daripada sombongnya kelewatan.

Rabu Wage, pada hitungan hari ke 14 bulan Juli tahun 2014, di Tugu Proklamasi, tercatat sejarah. Ada deklarasi bersama (dekber)  oleh tujuh koalisi  pendukung Merah Putih. Piagam Tujuh ditandatangani partai Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB dan Demokrat.

Agaknya dekber itu disengaja agar ada kemiripan dengan Jumat Legi 17 Agustus 1945. Sontak, peta perpolitikan di negeri ini pun berubah. Karena  secara terang-terangan diceploskan babak baru menyongsong pengumuman KPU tanggal 22 Juli 2014.

Kalau dekber tersebut tulus, maka bisa ditafsirkan itu adalah sebuah inisiasi atau pengakuan dosa bersama, bahwa selama ini partai politik telah menempuh jalur yang keliru. Mereka yang terbiasa bangga dengan dosa-dosa, kata Ebiet GAD, kini tertunduk di depan Tugu Proklamasi.

Meluncur dari ucapan Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, selama ini ada pengalaman pahit. Partai politik tercerai berai. Ditafsirkan secara bebas, para politisi bersitegang di parlemen, dan tidak kober memikirkan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan rakyat.

Relevansinya dengan pengumuman KPU 22 Juli 2014 adalah, siapapun pemenangnya, dia akan dikawal habis-habisan oleh 7 partai politik yang raihan suara di parlemen hampir mencapai 2/3.

Sisip sembire (kurang waspada), kata seorang ahli olah batin, Mbah Hadi Suyatno(74), itu tanda-tanda permulaan  bakal terjadinya perang besar.

Sebab, kata Mbah Hadi, untuk jangka 5 November 2013 hingga 26 September 2014, negeri ini dipengaruhi aura jajalanat.

Wauw.........? Konklusinya apa? Dekber di Tugu Proklamasi itu tulus atau pura-pura, kita patut waspada.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...