Episode bernama pemilu,
senantiasa membuat sebagaian besar dada saling menyapa, dalam korelasi kepura-puraan.
Sebab pada kedalaman tertentu, dada itu sesunguhnya saling bermusuhan.
Pemilu seperti halnya arus
listrik, memproduksi getaran yang sangat hebat.
Pemilu bisa menimbulkan sakit, tetapi tidak sampai mematikan, dengan
catatan, kalau koneksinya cuma sebentar.
Dan karenanya, tidak
satupun orang bisa menangis, karena
pemilu bukan untuk ditangisi. Pemilu tidak melahirkan kesedihan, karena pemilu
adalah pesta rakyat.
Terlanjur diyakini
ratusan tahun, dalam pemilu suara rakyat adalah 100%. Sebuah runing teks mengalir di televisi, produk
pemilu 9 Juli 2014 adalah presiden pilihan
rakyat.
Ini bentuk pergeseran
fondamental dari demokrasi ortodok ke demokrasi moderen. Demokrasi kuno divonis
sebagai dominasi sekelompok penjahat politik, yang hanya
menguntungkan pribadi seperti pada era Soeharto Presiden RI ke II.
“Aku rampok hati kamu. Toh nggak ada yang
nggak ngrampok di dunia ini. Iya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama
Polisi.” ungkap Yudhistira Ardi Noegraha, pada tahun 1974.
Di era demokrasi moderen
tidak ada lagi perampok. Maunya begitu. Namun realita barangkali tak jauh
berbeda dengan ucapan Yudhis.
Pemilu yang memabi-buta,
menganggap rakyat sebagai faktor dominan bahkan penentu. Tuhan, dianggap tidak
ada. Ini sebuah perampokan yang melampaui batas.
Itu sebabnya Goenawan Mohamad peduli. Penyair dan budayawan
ini memaparkan Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar
Hari Pemilihan Umum.
Gunawan mengharap campur
tangan Sang Khalik untuk membuka tabir terkait
seseorang yang mati di hari pemilihan umum. “Tuhan, berikanlah suara-Mu kepadaku.”
Dan pada Pemilu 9 Juli
2014, Goenawan Mohamad tidak perlu memohon,
“Tuhan,
berikanlah suara-Mu kepadaku.” Allah SWT, saya yakin hadir di setiap
TPS di seluru tanah air.
Tuhan tidak perlu ikutan
mencoblos surat suara, apa lagi sampai dua kali. Tuhan cukup sekali dengan bahasa
agung: Kun fayakun, jadi maka terjadilah.
Suara rakyat 99%, suara
Tuhan 1%. Bangsa manusia tidak akan sanggup merampok suara yang 1%.
Subhanallah..................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda