Jumat, 11 Juli 2014

MEGAWATI, PRABOWO, JOKO SUYANTO DAN SBY, GATAL-GATAL KARENA PANU




Lembaga survey yang melahirkan hitung cepat pada pilpres 9 Juli 2014, sepertinya menjadi pesaing berat  tongkat Nabi Musa alaihi salam. Begitu cangih membelah bangsa Indonesia menjadi dua kubu  sama besar. Di negeri tercinta telah terjadi politik sigar semangka, yang menyebabkan semua pihak terserang penyakit gatal-gatal.
 
Cukup fantastik, produk lembaga surevey, disanjung, dan dipuji habis-habisan. Padahal sebenarnya institusi tersebut tidak lebih dari sekedar jamur (panu) politik, yang bikin gatal berbagai pihak.

Cermati dengan seksama. Megawati tiba-tiba menjadi sangat tidak sabar. Hanya berdasar sajian lembaga hitung cepat, Presiden RI ke V itu mengklaim, Jokowi-Jeka adalah pemenang pilpres 9 Juli 2014.

Di seberang lain, Prabowo Subianto, ikut ketularan panu politik. Pasangan capres yang sama-sama diharap mampu memimpin bangsa, mendadak seperti kehilangan akal, melupakan institusi formal KPU.

Lembaga hitung cepat  diposisikan sebagai pemegang otorita. Sampai-sampai Joko Suyanto selaku Menpolhukkam, bahkan SBY selaku Presiden, ikut gatal sehingga turun tangan untuk memperingatkan kedua belah pihak.

Saya memandang, lembaga survey tidak lebih dari lembaga  lancang mulut (LLM). Otoritas untuk mengumumkan pemenang pilpres 9 Juli 2014, jelas bukan berada di tangannya.

Eloknya, semua pihak terhipnotis, meskipun angka survey yang diumukan itu satu sama lain bertolak belakang. Edian tenan.......... LLM menjadi pesaing berat institusi adhoc bernama  KPU.

Saya melihat LLM itu tidak lebih dari lembaga penjilat. Mereka adalah sekelompok intelektual yang menjilat ke kedua pasasangan calon presiden. Juga mencari muka kepada masyarakat.

Karena saking pinternya, mereka mendadak menjadi sangat bodoh. Mereka tidak pernah sadar, bahwa apa yang mereka kerjakan, sedikit banyak membuat situasi politik menjadi teramat gaduh.

Siapapun yang terpilih di pesta demokrasi 9 Juli 2014, pada pemerintahan 5 tahun ke depan, perlu melakukan evaluasi terhadap fenomena lembaga survey politik yang cuma pinter melahirkan penyakit menular bernama PANU POLITIK.

Saya ikut gatal, gara-gara lembaga penyebar penyakit gatal-gatal. Apakah lembaga yang saya maskud juga gatal karena tulisan ini? Silakan bantah, saya termasuk tidak alergi gatal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...