Senin, 14 Juli 2014

HUJAN ANEH, GUYUR BUMI GUNUNGKIDUL

Siklus musim berdasarkan Pranatamangsa. Dok Bewe



Dua hari berturut-turut, terutama Minggu dan Senin 13-14 Juli 2014 mendung putih mengepung kawasan Gunungkidul. Awal musim kering, namun suasananya seperti musim penghujan. Dingin merasuk sampai ke tulang.
Mengacu siklus pranatamangsa, bulan Juli bersamaan dengan mangsa karo (kedua). Irama alam, terutama hujan, mustinya mulai surut, bahkan berhenti total.
Namun realitanya berbeda. Meski tidak begitu deras, Minggu 13 Juli gerimis turun sepanjang hari. Senin, 14 Juli 2014, mulai dini hari, hujan kembali menyiram bumi Gunungkidul.
“Jangan heran, karena  tahun  2014 sampai dengan 26 September, masih  dalam pengaruh kuat siklus tahun Jawa,” kata Hadi Suyatno (74)  warga Plumbungan, Putat, Patuk, saat diminta mengurai keanehan hujan tahun ini.
Bertolak dari siklus tahun Jawa, demikian  Hadi Suyatno bertutur, tanggal 1 Sura (Muharaam) jatuh hari Selasa Pon, 5 November. Ini bersamaan dengan 1947 tahun Jawa.
Satu Sura 2014, jatuh pada hari Jumat Pon, 26 September 2014, bareng dengan beralihnya tahun Jawa ke 1948. 
“Kareakter mangsa dalam setahun, Selasa 5 November 2013 hingga 26 September 2014 adalah ‘anggara rekata’.  Artinya, ini tahun yuyu (kepiting), jelas Hadi Suyatno, Senin 14/7/2014, di rumah tinggalnya.
Hadi Suyatno menjabarkan lebih jauh, dalam kurun 5 November 2013 hingga 26 September 2014 adalah murah hujan.  
“Tetapi tidak usah kawatir”, lanjut lelaki tua, penyangga ilmu kejawen itu, “hujan tahun ini  berpengaruh baik pada hasil pertanian. Tida apa-apa, semua akan baik-baik saja.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...