konglomerat sapi dirasani |
Rektor UNY Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd. melempar bola salju, bahwa peternakan sapi Gunungkidul bisa dikelola secara besar-besaran oleh pemilik modal. Sejumlah tokoh menanggapi secara berbeda-beda.
Budi Haryanto mantan Komisioner Bawaslu Gunungkidul menyatakan, bahwa dia lebih sepakat menghidupkan Kelompok Usaha Bersama (Kube).
"Bukan mendatangkan kompetitor baru. Supaya peternak lokal tidak kembang kempis," ujarnya Selasa (26/5/20).
Sebenarnya, menurut Budi Haryanto, yang menjadi masalah utama peternak Gunungkidul itu adalah pakan ternak yang mahal.
"Kalau ini teratasi, Insya Allah peternak akan berkembang," tegasnya.
Slamet S.Pd. MM |
Berbeda dengan Slamet, S.Pd. MM, mantan anggota DPRD DIY. Secara terang-terangan dia menyebut bahwa gagasan itu adalah bias ekonomi kapitalistik.
Lain pula dengan pendapat Wakil Bupati Gunungkidul. Dia menyatakan sebagai berita adalah bagus.
Dilihat secara realita, gagasan itu menurut Dr. Drs. immawan Wahyudi, MH. implementasinya sangat tidak mudah.
Immawan Wahyudi |
"Saya beberapa kali menemui calon investor berbagai usaha termasuk ternak. Hasilnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan," tuturnya
Menurut Immaan, ada banyak hal yang ditutupi, terkait menanamkan modal di Gunungkidul, tanpa menyebut hal apa saja yang ditutupi itu.
Bambang Wahyu Widayadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda