Jumat, 23 Juli 2021

MA'RUF AMIN ULAMA YANG 'DIKURUNG'


Dua tahun bersama Presiden Joko Widodo, Kyai Ma'ruf Amin  memilih banyak diam. Tidak ada yang lebih tahu mengapa beliau harus diam, kecuali Kyai Ma'ruf Amin itu sendiri dan Allah Ta'ala.

Para intelektual politik, termasuk mahasiswa menjuluki Kyai Ma'ruf Amin sebagai Si Raja Diam. 

Apakah para pengolok-olok itu lebih tahu tentang apa yang ada di benak Kyai Ma'ruf Amin? Sepertinya mereka tidak paham akan terminologi jalma tan kena kinira.

Diam dengan alasan tertentu menurut Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam adalah pilihan. 

Suatu saat kepada para sahabat beliau bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam," (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Berkata baik, pada  situasi sedang buruk,  tidak akan berpengaruh apa pun. Salah-salah perkataan yang baik malah menjadi Boomerang.

Mau bilang A pada masa Pandemi, sebagai ulama Kyai Ma'ruf Amin di samping melawan arus, pasti berseberangan dengan Keputusan Presiden Joko Widodo.


Mereka adalah pasangan pemimpin yang secara batiniah tidak harmonis. 

Pandangan saya, Kyai Ma'ruf Amin selalu irit bicara, tidak sebebas Sultan Brunai Darussalam Hasanal Bolkiah.


"Pandemi tidak akan sanggup melangkahi ayat-ayat Al Qur'an," ujar Sultan Brunai Darussalam. 


Kyai Ma'ruf Amin tak akan sanggup menggelorakan kalimat tersebut, meski hatinya terus bergetar ke mana-mana, kecuali dia adalah Presiden.


Saya punya firasat, Ma'ruf Amin adalah satu-satunya Ulama yang dikandangkan.


(Bambang Wahyu Widayadi)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...