Seluruh dunia telah terkepung Covid-19. Negeri Jamrut Katulistiwa mendekati parah. Pemerintahannya semi otoriter, kebijakan sering berganti dan selalu berubah haluan.
Sementara negeri antah berantah, negeri tanpa nama, negeri tanpa penguasa, negeri tanpa polisi, dan negeri tanpa tentara aman-aman saja.
Sosialitas, mobilitas juga aktifitas berjalan normal, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Di negeri itu angin bertiup mendahului semua, sebelum bumi basah dan menerbitkan hijau dan kuningnya kembang sewangi kenanga.
Kaki lebah memanjati tak satu ranting patah, tak satu bunga melamun di sela jejari yang nakal menguras tepung sari.
Penduduknya rata-rata berkepala dingin tak bakal mengusik apalagi bertanya mengapa awan meninggi melahirkan butiran-butiran salju.
Penduduk negeri itu menganggap biasa sebagai tradisi bocah yang girang berbasah kuyub karena seharian dia kepanasan tanpa baju.
Penduduk dewasa menggali jejak tumit membuat seperti lorong menyeret air jauh ke perut bumi.
Dahaga para nelayan lepas, perahu bernyanyi di samping siulan camar, di sebelah cuitan ikan gindara yang ramah.
Di negeri itu tidak ada angin cemburu karena banyak hidung yang sombong menampiknya kemudian merangkul tabung oksigen yang harganya melampaui langit.
Di negeri itu tidak ada orang sakit. Mengapa? Karena hati mereka tenang bersama angin melandai.
Putat, 25-7-2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda