Minggu, 25 Juli 2021

TAK ADA ANGIN CEMBURU

Seluruh dunia telah terkepung Covid-19. Negeri Jamrut Katulistiwa mendekati parah. Pemerintahannya semi otoriter, kebijakan sering berganti dan selalu berubah haluan.


Sementara  negeri antah berantah, negeri tanpa nama, negeri tanpa penguasa, negeri tanpa polisi, dan negeri tanpa tentara aman-aman saja.


Sosialitas, mobilitas juga aktifitas berjalan normal, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.


Di negeri itu angin bertiup  mendahului semua, sebelum bumi  basah dan menerbitkan  hijau dan kuningnya kembang sewangi kenanga. 

Kaki lebah memanjati tak satu ranting patah,  tak satu bunga melamun di sela jejari yang nakal menguras tepung sari.


Penduduknya rata-rata berkepala  dingin tak bakal mengusik apalagi bertanya mengapa awan meninggi melahirkan butiran-butiran salju.


Penduduk negeri itu menganggap biasa sebagai tradisi bocah yang girang berbasah kuyub karena seharian dia kepanasan tanpa baju.


Penduduk dewasa menggali jejak tumit membuat seperti lorong menyeret air jauh ke perut bumi.


Dahaga para nelayan lepas, perahu bernyanyi di samping  siulan camar, di sebelah cuitan ikan gindara yang ramah.


Di negeri itu tidak ada angin cemburu karena banyak hidung yang sombong menampiknya kemudian  merangkul tabung oksigen yang harganya melampaui langit.


Di negeri itu tidak ada orang sakit. Mengapa? Karena hati mereka tenang bersama angin melandai.


Putat, 25-7-2021

  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...