Pemerintah, dengan aturan PPKM Darurat menutup masjid dalam arti bahwa sementara tidak digunakan tempat sholat berjamaah. Penutupan itu dasar pemikirannya untuk memutus rantai penularan Covid-19.
Begitu alasan formalnya. Di balik penutupan masjid, tangan Kelompok Kalum Globalis Yahudi terlihat sangat jelas. Mereka akan menghabiskan Islam secara pelan-pelan.
Dengan logika sederhana publik ingin memperoleh penjelasan, apakah pemerintah memiliki data yang akurat tentang masjid termasuk rumah ibadah penganut agama selain Islam yang menjadi kluster covid-19.
Seluruh Indonesia, seluruh DIY, juga seluruh Gunungkidul sudah berapa rumah ibadah yang dinyatakan oleh pemerintah telah terbukti menjadi menjadi kluster.
Yang diumumkan oleh pemerintah menjadi kluster sepajang masa pandemi adalah pondok pesantren. Pemerintah tidak atau belum pernah mengumumkan bahwa ada masjid, gereja, pure, wihara, klenteng dan yang lain menjadi pusat penyebaran virus corona.
Mengapa pemerintah tidak mengumumkan secara terbuka bahwa rumah ibadah ada yang terbukti menjadi kluster? Tidak punya data, atau memang tidak punya keberanian?
Pertanyaan di atas relevan dengan doa iftitah yang diucapkan umat Islam, bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah tuhan semesta alam.
Itu artinya ibadah yang dilakukan umat bukan untuk Presiden, bukan untuk Gubernur, bukan untuk Bupati dan dan bukan untuk Walikota.
Penutupan masjid meski hanya sementara adalah jelas merupakan intervensi kelompok Yahudi yang memang gerah terhadap umat Islam. Mereka tidak suka jika subuh hari umat Islam menggemakan Aamiin, setelah Imam selesai membaca Alfatihah.
Ustad Untung Santoso, dalam ceramahnya di Masjid Al Ma'wa Desa Putat, Kapanewon Patuk beberapa tahun silam membeberkan tingkah Yahudi dan program besar yang direncanakan untuk menghancurkan Islam.
"Yahudi tidak suka mendengar azan berkumandang," ujar Untung Santoso, Fungsionaris Muhammadiyah kala dia berceramah.
(Bambang Wahyu Widayadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda