Kamis, 22 Juli 2021

NENUNGGU LANGIT RUNTUH

Jepang menjajah Indonesia hanya seumur jagung tidak lebih dari 3,5 tahun. Guna menguasai Indonesia, tentara dari negara Matahari Terbit  itu secara fisik harus datang dengan kekuatan senjata. Menjajah Indonesia, tahun 2021 caranya sangat  berbeda. Ini pertanda bahwa langit akan segera runtuh, karena peradaban manusia telah kembali ke homo homini lopus.


Tahun 1942-1945  bunyi kentongan dijadikan sebagai tanda bahaya. Begitu kentongan ditabuh, rakyat pedesaan disuruh bersembunyi, kemudian bala tentara Jepang dan antek-anteknya  sibuk menjarah harta rakyat.


Tahun 2021, kiat mengeruk kekayaan rakyat Indonesia  bukan lagi menggunakan kentongan, tetapi cukup menggunakan  hand phone.


Para saudagar di abad 21,  dalam terminologi Jawa disebut wong lempoh ngideri jagat (manusia lumpuh mengelilingi dunia).


Artinya bahwa mengeruk kekayaan Indonesia tidak harus secara fisik hadir ke Jakarta, tetapi cukup duduk manis di negeri masing-masing.


Raden Mas Kukuh Hertriasning salah satu Kerabat Kraton Jogja dari garis keturunan Sri Sultan Hamengku Buwono Ke-8 menyatakan, bahwa  saat ini sebagian kekayaan rakyat dikuras total tetapi tanpa disadari.


"Seorang Mark Zukerberg dengan Faceebook  dan WhatsApp  punya rakyat sebanyak 2 Milyar. Bill Gates pemilik Microsoft punya 4 Milyar pengguna. Belum lagi bicara We Chat serta Tik Tok milik China dan aplikasi yang lain," ulas Gusti Aning, panggilan akrab RM Kukuh Hertriasning, 22-7-2021 .


Menurut RM Kukuh Hertriasning, pandemi Covid-19  pun merupakan ajang perang politik dan  ekonomi global melalui dirgantara.


"Pandemi adalah salah satu cara dalam mengeruk kekayaan Bangsa Indonesia," tegas dia.


Bekerja di rumah itu artinya sama dan sebangun dengan membeli paket internet.


Dari pejabat hingga rakyat yang jumlahnya 270 juta,  tiap hari harus merogoh kocek, dan yang menangguk untung besar tidak perlu dijelaskan.


Terlalu kentara bahwa di masa pandemi hand phone juga dimanfaatkan untuk perdagangan obat, bahkan untuk perdagangan mayat.


Pasar ditunggangi sedemikian empuk dan mudah. Dunia serba  uang kemudian kalangan rakyat serba kacau.  Apakah ini harus ditolak? Itu tidak mungkin, sekaligus tidak bisa.


Alasannya? Karena alam telah  sampai pada waktunya bahwa sebagian besar manusia berlomba memburu harta seolah dia akan hidup seribu tahun, dan melupakan bahwa manusia itu bisa mati sewaktu-waktu. 


Saat ini manusia moderen kembali ke peradaban  homo homini lopus. 


Negara mana yang duitnya banyak, negara itulah yang akan mendominasi kekuasaan. Ini sudah dijanjikan dan ditetapkan. Suatu saat langit itu akan runtuh.


(Bambang Wahyu Widayadi)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...