Sepuluh fasilitas rumah penginapan Batoer Hill morat-marit karena dibongkar oleh salah satu penanam modal. Lima rumah, mulai 15/5 kemarin termasuk ruang pertemuan, rata dengan tanah. Kabarnya menyusul lima rumah yang lain dibongkar hari ini.
Sejauh pemantauan media,
lokasi Batoer Hill sepi pengunjung. Dua bangunan megah berupa joglo dan limasan
tanpa penghuni, perabot dapur, kursi tamu berserakankan.
Tempat wisata yang mulai populer
sekitar sembilan bulan berjalan, tiba-tiba terbengkelai karena konflik internal
pemegang saham.
Laporan PT Cipto Wening
pengelola Batoer Hill yang diawaki Yoyok, Agung, Rio, Wignyo dan Winarno,
sementara dianggap kurang transparan.
Satu-satunya orang yang ada di
Batoer Hill Rabu siang 16/5 adalah
Suripto, tukang kebun. Dia seperti menerima tugas dari bos besar untuk mengecek
perabot serta asesoris Batoer Hill.
“Mengapa nasib Batoer Hill
bisa seperti ini, saya tidak tahu menahu,” ujarnya pada wartawan.
Lima pemegang saham PT Cipto
Wening, hingga berita ini tayang belum bisa dikonfirmasi.
Terkait dengan pecah kongsi di
internal Cipto Wening, Infogunungkidul.com menunggu penjelasan resmi dari
Pemerintah Desa Putat. Kades setempat,
Sukardi masih memimpin rapat rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda