Kamis, 03 Mei 2018

JOKOWI: DUA COPY PASTE, SATU LONPATAN BELALANG


 Diam-diam Jokowi mengcopy pate  dua formula yang dilakukan Cina. Pertama pembangunan besar-besaran tol darat, kedua tol laut. Terobosan yang baru, Jokowi mengambil kebijakan lompatan belalang.

Tidak banyak diungkap media, pembangunan tol darat dan tol laut yang dikerjakan Jokowi selama 2014-2019 tidak jauh berbeda dengan strategi bisnis yang dilakukan Cina.

“Untuk menjalin dengan dunia luar, Cina menempuh dua jalan yaitu melalui darat yang disebut jalur sutra, dan jalan laut yang disebut jalur lada,” dikutip dari Formula Bisnis Negara Cina, halaman 7.

RRC, menurut Hadi Soesastro, dalam satu artikel yang ditulis di Harian Kompas 31 Mei 2004, meraih keberhasilan yang spektakuler.

“Luar biasa, Cina mampu mengangkat 200 juta warganya keluar dari garis kemiskinan, karena pertumbuhan ekonominya yang sangat pesat,” kata Hadi Soesastro.

Sebagaimana diketahui, bahwa total penduduk Cina saat ini  1,3 miliar jiwa. Penduduk Indonesia akhir tahun 2017 berjumlah 261,890 juta jiwa, dengan warga kategori di bawah garis kemiskinan 27 juta jiwa.

Pada  tahun yang sama Badan Pusat Statstik membeberkan, bahwa angka penganggguran terbuka terjadi kenaikan.

Pada bulan Februari 2017 tercatat 5,33% atau 13.911.300 penanggur, pada bulan Agustus tahun yang sama naik menjadi 5,50% atau 14.500.000 penganggur.

Di dalam Nawa Cita Jokowi bertekad membuka kesempatan kerja bagi 10 juta penganggur. Ini pertanda baik, bahwa angka penganguuran bakal turun drastis.

Pembangunan jalan tol serta dermaga di seluruh Indonesia yang dilakukan Jokowi, mirip dengan jalur sutra dan jalur lada yang dikerjakan Cina. Kelebihan Jokowi ada di lompatan belalang, alias pembangunan bandara udara.

Melihat gegapnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan, logikanya dalam hal mengentaskan warga miskin, Pemerintah Indonesia tidak harus menunggu sampai tahun 2050.

Cina, dalam satu dasa warsa mampu keluar dari keterpurukan yang sangat memalukan. Indonesia, seharusnya paling lama dua dasa warsa, sehingga tahun 2040, merah putih berkibar di dunia, menyanyikan senandung kemajuan perekonmian bangsa. Benarkah, ini yang kita tunggu.

Bambang Wahyu Widayadi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...