Rio Erwin Setiawan, salah satu tokoh yang duduk pada Struktur PT Cipto Wening Handayani selaku pengelola Batoer Hills meluruskan kesimpangsiuran informasi. Tokoh yang banyak disebut-sebut memprakarsai destinasi Batoer Hill selama ini lima orang, sementara yang benar adalah tujuh personil.
Kepada awak media, setelah
beredar kabar bahwa pengelola pecah kongsi, Rio Erwin Setawan mejelaskan duduk
perkara yang sebenarnya.
Pertama kali yang dia jelaskan
adalah personil inti yang termaktub di dalam struktur PT Cipto Wening
Handayani.
“Kami, Yoyok Setiawan, Wignyo
Marganing Mulyo, Baskoro Iwan Sandjojo, Suswiarno, Agung Prsetyo, Muhaminul
Adil Haq, dan Rio Erwin Setiawan, secara legal formal adalah pengelola Batoer
Hills”, ujar Rio melalui Whatsapp, (18/5).
Terkait dengan pembongkaran 10
unit tempat penginapan, menurut Rio tidak bisa dimaknai sebagai pecah kongsi,
sebagaimana diberitakan infogunungkidul.com.
Hal pembongkaran 10 rumah
penginapan berkaitan surat peringatan dari Pemerintah Desa Putat Nomor
271/68/V/2018, tertanggal 3 Mei 2018.
Intinya, PT Cipto Wening
Handayani dimimta menertibkan bangunan
(rumah penginapan), yang posisinya melebihi (berada di luar perjanjian
kesepakatan) dengan desa.
“Cipto Wening Handayani diijinkan menggunakan area tanah kas desa
seluas 5000 meter persegi,” jelas Rio.
Persoalannya, demikian Rio menambahkan, setelah diukur 10 unit rumah penginapan
berada di luar batas 5000 meter, maka bangunan tersebut harus kami bongkar.
Mereka bertujuh, berdasarkan
penjelasan Rio, ke depan masih berkomitmen mengembangkan Batoer Hills demi
kemajuan wisata Gunungkidul.
baca juga:
1. http://wahyuwidayadi.blogspot.co.id/2018/05/kades-putat-memastikan-batoer-hill.html
baca juga:
1. http://wahyuwidayadi.blogspot.co.id/2018/05/kades-putat-memastikan-batoer-hill.html
2. http://wahyuwidayadi.blogspot.co.id/2018/05/pecah-kongsi-pemegang-saham-batoer-hill.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda