Penampilan Pengrawit Karangtaruna Desa Budaya, Desa Putat, Kapanewon Patuk diniliai sebagai embrio Gangsa Agung Mataram. Mereka bibit muda potensial, yang diyakini dan dipastikan menjadi pemicu bibit yang sama yang tersebar di 143 desa yang lain.
Sepuluh hingga duapuluh grup pengrawit, demikian H. Sunaryanta bilang, melakukan pentas secara kolosal dalam sebuah panggung terbuka. Ini tontonan kelas nasional, bahkan internasional.
"Itu semacam orkestra gamelan Jawa, yang tujuannya untuk suguhan budaya bagi turis manca negara, tutur H. Sunaryanta, kepada wartawan.
Calon Bupati Nomor Urut 4 ini mencoba kilas balik soal upaya menjadikan gamelan sebagai salah satu intertainment skala internasional, untuk mengangkat kesejahteraan para penabuh gamelan.
Didampingi Rusbandi, mantan Lurah Putat, Kapanewon Patuk, H. Sunaryanto menyaksikan, Karangtaruna Padukuhan Putat Wetan sedang unjuk ketrampilan membawakan Lancaran Manyar Sewu dan Ladrang Pariwisata.
Atau klik di sini: https://youtu.be/BYuCShQIu9I
"Generasi seperti ini butuh difasilitasi serta perlu diwadahi. Saya sudah persiapkan, wadah itu bernama Gangsa Agung Mataram," tandas H. Sunaryanta, sebelum bersilaturahmi dengan ratusan warga Desa Putat, Senin Malam (23/11/20).
Sunaryanta serius membetuk dan menggelar Gangsa Agung Mataram. Berdasarkan pengakuan Aris Wirya, presenter dan penyanyi Campursari Kecubung Gadung, Gangsa Agung Mataran dalam format orkestra gamelan Jawa, saat ini sedang secara teknis dirumuskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda