Selasa, 24 November 2020

Orkestra Gamelan: Tontonan Baru dan Langka

Penampilan Pengrawit Karangtaruna Desa Budaya, Desa Putat, Kapanewon Patuk diniliai sebagai embrio Gangsa Agung Mataram. Mereka bibit muda potensial, yang diyakini dan dipastikan menjadi pemicu bibit yang sama yang tersebar di 143 desa yang lain.
   
Jauh  sebelum masa kampanye Pilkada Gunungkidul 2020, H. Sunaryanta menyatakan, bahwa pentas gamelan  perlu dikemas dalam format Gangsa Agung Mataram, dimulai dari potensi generasi muda. 


Sepuluh hingga duapuluh grup pengrawit, demikian H. Sunaryanta bilang, melakukan  pentas secara kolosal dalam sebuah  panggung terbuka. Ini tontonan kelas nasional, bahkan internasional. 


"Itu semacam orkestra gamelan Jawa, yang tujuannya untuk suguhan budaya bagi turis manca negara, tutur H. Sunaryanta, kepada wartawan.  


Calon Bupati Nomor Urut 4 ini mencoba kilas balik soal upaya menjadikan gamelan sebagai salah satu intertainment skala internasional, untuk mengangkat kesejahteraan para penabuh gamelan.  


Didampingi Rusbandi, mantan Lurah Putat, Kapanewon Patuk, H. Sunaryanto menyaksikan, Karangtaruna Padukuhan Putat Wetan sedang unjuk ketrampilan membawakan Lancaran Manyar Sewu dan Ladrang Pariwisata. 

Atau klik di sini: https://youtu.be/BYuCShQIu9I

"Generasi seperti ini butuh  difasilitasi serta perlu  diwadahi. Saya sudah persiapkan, wadah itu bernama Gangsa Agung Mataram," tandas H. Sunaryanta, sebelum bersilaturahmi dengan ratusan warga Desa Putat, Senin Malam (23/11/20). 


Sunaryanta serius membetuk dan menggelar Gangsa Agung Mataram. Berdasarkan pengakuan Aris Wirya, presenter dan penyanyi Campursari Kecubung Gadung, Gangsa Agung Mataran dalam format orkestra gamelan Jawa, saat ini sedang secara teknis dirumuskan.



(Bambang Wahyu Widayadi) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...