Kamis, 26 November 2020

Kelompok Tani Ngudi Makmur Panen Emas Hijau

Khoirudin  alias Kirun (46) Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur bersama anggotanya,  dua tahunan terakhir menanam melon, semangka serta cabai. Petani meraup rupiah ratusan juta.  

Didampingi Mustofa (47) petani andalan melon Kulon Progo.

Selasa ( 24/11/20) Kelompok Ngudi Makmur dusun Klayar, Kapanewon Nglipar,  mengundang Dinas Pertanian Pangan Gunungkidul untuk memanen melon dan cabai rawit.

Kadinas  Pertanian Pangan, Ir. Bambang Wisnu Broto didaulat Kelompok untuk memetik melon dan cabe. Usai prosesi panen dilakukan temu wicara. 


Mustofa mitra poktan Ngudi Makmur menyampaikan laporan, lahan yang diusahakan untuk tanaman melon seluas 1 hektar. Dia memperkirakan panen bulan November 2020 sebanyak 30 ton.

"Harga November 2020 Rp 10.000,00 per kilogram, sehingga Ngudi Makmur meraup hasil  Rp 300.000.000,00," ujar Mustofa, 24/11/20.


Budidaya yang dipergunakan adalah tanam melon tanpa lanjaran. Tiap batang menghasilkan  3 buah, bobot per buah 2 kilogram.

Tanam  tanpa lanjaran dilakukan karena melon bisa berbuah hingga 3 biji,  tetapi jika dengan lanjaran hanya menghasilkan satu biji  seperti banyak dilakukan di Sragen dan Sukoharjo. 

"Dengan  3 buah per batang, jika  satu rusak  masih menyisakan 2 buah," jelas Mustofa. 

Melaporkan soal pemasaran, Mustofa bilang sudah terbentuk jaringan, sehingga produk akan terserap oleh pasar. 
Selebihnya Mustofa memaparkan,  petani tidak tergantung pada pupuk bersubsidi. Kelompok memilih  pupuk tunggal phospat dan KCl. Menurut Mustofa  lebih efesien. Dengan  takaran pupuk yang tepat, terbukti melon terasa manis meski panennya di musim penghujan.

Berikutnya Mustofa bertutur soal cabai yang ditanam dan akan  panen merupakan cabai rawit. Total tanaman sebanyak  10.000 batang. 

Durasi panen, terang Mustofa,  50 kali,  tiap 1 batang menghasilkan 1 kilogram, sehingga sampai selesai panen diperkirakan menghasilkan 10 ton, dan jika satu kilo dihargai Rp 20.000,00 akan menghasilkan  Rp.200.000.000,00. Hasil  lumayan besar.

"Tanah  Klayar ibarat menghasilkan emas hijau," kata Khoirudin menimpali.
 
Kadinas  Pertanian Pangan, Ir. Bambang Wisnu Broto setuju bahwa tanah di Klayar menghasilkan  emas hijau.  Dia mendorong poktan terus mengembangkan usahanya karena terbukti meningkatkan pendapatan petani.

Bambang Wisnu Broto berharap agar mitra poktan masih terus mau menularkan ilmunya, melatih para petani di Klayar dan sekitarnya.

"Dinas akan terus mensuport usaha para petani dan poktan untuk maju," kata Bambang Wisnu Broto.

(Bambang Wahyu Widayadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...