Komunitas puter pelung menggedor pintu gerbang pariwisata Gunungkidul dari arah Kapanewon Patuk.
Direktur Resto Kopi Limo Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Fia Marcelia berjuang di tengah Covid 19 untuk tetap menghidupkan pariwisata.
Minggu 8 November 2020, Resto Kopi Limo menggelar lomba burung puter pelung dalam rangka menyongsong hari pahlawan 10 November 2020.
Fia Marcelia menyatakan, Kopi Limo dengan puter pelung sepintas hampir tidak ada kaitannya, tetapi jika dicermati ada korelasi filosofis di antara keduanya.
Di tempat yang sama, Penewu Patuk R Haryo Anbar Suwardi menilai lomba puter pelung yang dilaksanakan di Desa Ngoro-Oro ini indentik dengan mencintai lingkungan.
Sementara kerabat Kraton Yogyakarta, Gusti Aning mengulas, bahwa burung puter itu merupakan simbol kreatifitas yang tidak kenal henti. Di dalam kebudayaan Jawa hewan piaraan itu disebut klangenan yang kebetulan saat ini sedang dilombakan.
Seluruh peserta, seperti dipaparkan Rofik, selaku anggota panitia, tidak kurang dari 153 orang. Mereka datang dari berbagai daerah, menggedor pintu gerbang pariwisata dari arah Kapanewon Patuk, dalam arti baru kali komunitas puter pelung gelar lomba di Kabupaten Gunungkidul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda