Kamis, 04 Agustus 2016

Di Langit Ada Keajaiban, Padamkan Listrik Pada 6 Agustus 2016



Keajaiban Sabtu Malam 6 Agustus 2012. Ilustrasi Net


Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, lewat kampanye "Malam Langit Gelap", sebagaimana dikutip sejumlah media pusat, mengajak seluruh rakyat se antero Nusantara, 6 Agustus 2012, untuk mematikan lampu mulai pukul 20.00 – 21.00 waktu setempat. Menurut Thomas Djamaluddin, dengan mata telanjang, warga bisa menyaksikan keajaiban langit yang hilang.

Menurut Djamaluddin gemerlap lampu listrik selama ini membunuh pesona gugusan bintang di langit yang luar biasa menawan.

Menurutnya, jika gerakan mematikan lampu listrik pada 6 Agustus besok dilakukan, maka warga bisa menyaksikan bintang Vega, Danep dan Altair yang dikenal dengan sebutan Segitiga Musim Panas. Masyarakat Jepang, kata dia, memberinya nama gugusan Gingga.

Thomas Djamaluddin menambahkan, seluruh Indonesia juga bisa melihat dengan mata telanjang rasi bintang Angsa (Cygnus), Salib Selatan (Cygnus), dan rasi Kalajengking (Scorpiro). Bahkan khusus untuk Sabtu malam besok, orang juga bisa melihat Mars, Saturnus, dan bintang Raksasa Merah Antares yang membentuk segitiga.

Terkait dengan ajakan melakukan gerakan mematikan lamu listrik selama sejam, tanggapan masyarakat / pejabat Gunungkidul relatif beragam, mulai dari yang apatis sampai ke yang apresiatif.

“Ajakan tersebut tidak ada korelasinya antara listrik padam dengan bintang di langit. Listrik menyala, bintang langit tetap kelihatan, ajaibnya di mana? Kalau tujuannya hemat energi sih oke, ujar Ari Siswanto warga Paliyan, yang juga aggota DPRD Gunungkidul, Kamis pagi, 4/8/2016.

Berbeda dengan Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos. Menurutnya, ajakan Kepala LAPAN positif sekaligus informatif, karena terkait dengan ilmu pengetahuan.

“Keajaiban alam seperti yang dijelaskan itu merupakan bukti kemahabesaran Sang Pencipta. Kita perlu Syukuri,” tandasnya.

Menurut Bupati gerakan pemadaman adalah soal mudah. Itu bisa dilakukan oleh PLN, tetapi tindakan tersebut sangat mustahil dilakukan, karena menyangkut kepentingan publik.

“Kalau 1 dusun / desa bersepakat, itu tidak masalah, ngiras pantes hemat energi, toh waktu nyahanya selama 1 jam. Boleh dicoba dan dibuktikan” imbuhnya.

Angggota DPRD DIY, Slamet SP.d MM komentarnya cukup mantab. Setidaknya, dia menunjuk tiga manfaat terkait dengan Gingga. Pertama, itu merupakan gerakan mencintai alam, karena dalam situasi gelap gulita, orang bisa melihat gugusan bintang. Kedua, bagian dari kampanye pengendalian polusi cahaya. Ketiga, mengingatkan semua orang, bahwa tanggal 6 Agustus adalah hari antariksa.

1 komentar:

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...