Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan,
kementeriannya akan membatalkan rencana perpanjangan jam sekolah dasar dan menengah
jika masyarakat keberatan. Media nasional ramai menulis di halaman depan hari ini
10/8/2016.
Sementara Ribuan
Orang Teken Petisi Tolak Rencana Sekolah Sehari Penuh, karena perpanjangan jam sekolah
yang ramai disebut sebagai full day school itu diterjemahkan
sebagai memperpendek
waktu di luar sekolah, dengan kemasan palsu pendidikan karakter.
"Jika
memang belum dapat dilaksanakan, saya akan menarik rencana itu dan mencari
pendekatan lain," kata Muhadjir dalam konferensi pers di restoran Batik
Kuring, Jakarta, 9 Agustus 2016. seperti dilansir beberapa media nasional.
"Masyarakat
harus mengkritik gagasan ini, jangan keputusan sudah saya buat kemudian merasa
tidak cocok," kutip Tempo
Teriakan
publik makin santer, Muhadjir Effendy dituding lempar batu sembunyi tangan.
Gagasan sekolah sepanjang hari dia munculkan, tetapi keputusan dilanjutkan dan
tidaknya kata dia, ada di tangan Presiden.Tak pelak, politisi gaek Slamet, SPd. MM, kembali lantang bersuara. “Sudahlah, teruskan saja program Pak Anies, tidak usah neko-neko. Sekolah sepanjang hari itu, sebuah langkah mundur,” ujarnya ketus.
Menurutnya, Mendikbud menterjemahkan nawacita Presiden selesai. Gagap dengan konsep nawacita, guiden umumnya ada UUD 1945, ada pula UU Pendidikan.
“Pada Nawacita butir ke 5, saya pikir Presiden telah menggariskan, bahwa program Indonesia pintar harus dikerjakan melalui wajib belajar 9 tahun bebas pungutan. Gebrak saja sekeras-kerasnya pemberantasan pungutan. Wong cilik pasti beri dukungan 100 persen,” saran politisi Golkar ini.
Menurutnya dunia pendidikan tidak perlu berkiblat ke Finlandia. Berguru kepada Ki Hadjar Dewantara itu lebih dari hebat. Ide Mendikbud Muhadjir, kata Slamet, tidak punya payung hukum yang jelas.
“Kalau kemudian dibatalkan, berarti tepat. Saya angkat topi,” pungkas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda