Rabu, 17 Agustus 2016

KADO GURU PADA ULTAH INDONESIA KE 71



Prof. Dr. Arief Rahman Hakim. dok net


Kekerasan tidak hanya menerpa anak-anak atau perempuan, tepapi juga terjadi di kalangan guru. Kasus Dasrul kena bogem mentah orang tua murid, di Kota Makasar, memancing pakar pendidikan Prof. Dr. Arief Rahman  angkat bicara.

Pengasuh program bahasa Inggris di Stasiun TVRI Jakarta tahun 70-an yang usianya telah uzur namun masih cukup ganteng ini memberi suport kebangsaan kepada guru seluruh Indonesia. Dia memaparkan sejumlah syarat, agar guru tidak menjadi sasaran emosi murid, orang tua, juga masyarakat.

“Guru harus bekerja secara profesional. Syarat profesionalitas itu minimal mencakup lima hal. Guru harus memenuhi syarat akademis, psikholigis, sosiologis, pedagogis serta syarat kesehatan jasmani rohani,” kata Profesor Dr. Arief Rahman, pada wawancara khusus dengan TVRI Jakarta, Selasa pagi, 16/8/2016  kemarin.

Syarat akademis, menurut Profesor yang murah senyum ini kurang sedikit tak masalah, yang penting dia sarjana.

Syarat psikhologis, menurutnya adalah mutlak. Dia memaknai, guru harus mampu mengendalikan emosi. Guru tidak boleh mudah terpancing dengan kelakuan murid yang barangkali badung, atau melanggar norma tertentu. Guru tidak boleh ringan tangan, emosi guru harus stabil.

Kemudian yang dimaksud syarat sosiologis, kata Profesor, guru musti pandai bergaul dengan wali murid yang berasal dari berbagai latar belakang sosial dan budaya. Interaksi yang fleksibel dalam hal ini sangat diperlukan untuk menciptakan kebersamaan dalam mengasuh anak didik.

Syarat yang keempat menyangkut soal pedagogi. Guru diminta pintar memilih variasi metodologi dalam memberikan pelajaran. Tujuannya cukup jelas agar siswa senang, betah menerima peljaran, ujung-ujunganya ilmu yang dipindahkan paling tidak 80% masuk ke otak serta benak siswa. 

“Kalau ada siswa yang senang kemudian tepuk tangan, ketika seorang guru berhalangan hadir di ruang kelas, itu musbah besar,” ucap Profesor berseloroh.

Syarat kelima, yang tidak boleh tidak harus dipenuhi adalah ksehatan jasmani rohani. Tidak benar jika suatu sekolah mempekerjakan guru yang rohaninya terganggu. Kasus JIS menurut Arif Rahman tidak boleh terulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...