Selasa, 29 Desember 2020

KPU Gunungkidul Berhadapan dengan Kelick Agung Nugroho



DKPP RI memproses sidang terkait aduan Ir. H. Kelick Agung Nugroho dan Yayuk Kristyawati, atas dugaan KPUD Gunungkidul tidak bersikap netral dalam menyelenggarakan Pilkada 2020. 
Sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (KEPP) tersebut merupakan perkara nomor 183-PKE-DKPP/XI/2020 di Kantor Bawaslu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kota Yogyakarta, Selasa (29/12/2020) pukul 09.00 WIB.  

Pengadu H. Kelick Agung Nugroho serta Yayuk Kristyawati memberikan kuasa kepada Oktorian.  

Jajaran KPUD Gunungkidul yang teradu adalah:  1. Ahmadi Ruslan Hani 2. Andang Nugroho, 3. Rohmad Qomarudin, 4. Asih Nuryanti dan 5. Supami. Mereka adalah Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Gunung Kidul.

Dalam sidang hadir pihak terkait Ketua dan Anggota Bawaslu Kabupaten Gunung Kidul. 

Sidang dugaan pelanggaran kode etik ditangani Majelis di antaranya : 1. Dr. Ida Budhiati (Ketua Majelis), 2. Bambang Eka Cahya Widodo, S.IP., M.Si (Anggota/TPD Unsur Masyarakat), 3. Siti Ghoniyatun, S.H (Anggota/TPD Unsur KPU Provinsi DIY), 4. Sutrisnowati, SH., MH., M.Psi (Anggota/TPD Unsur Bawaslu Provinsi DIY).

Melalui Oktorian selaku kuasa hukum Kelick Agung Nugroho mengajukan dua pokok aduan: 
Pertama, Teradu tidak netral serta tidak adil ketika Silon Online mengalami down yang menyebabkan proses input data dukungan perseorangan terhamcat. Dalam hal ini tidak ada pemberitahuan dari Teradu kepada pasangan bakal dirinya, namun kepada bapaslon lainnya diberitahukan.

Kedua, para Teradu telah mengeluarkan Berita Acara Hasil Pengecekan Pemenuhan Jumlah Dukungan Dan Sebaran Dukungan Dalam Pemilihan Bupati dengan Wakil Bupati Gunung Kidul Tahun 2020 yang tidak sesuai dengan keputusan KPU RI Nomor 82/PL.02.2kpt/06/KPU/I/2020 tentang Pedoman Teknis Penyerahan Dukungan Dan Verifikasi Dukungan Bakal Pasangan Calon Perseorangan. 

Dilansir dari siaran langsung di Facebook Sidang DKPP RI 29/12/20. Hasil putusan sidang menunggu 2021 tahun depan.  

Bambang Wahyu Widayadi

Senin, 28 Desember 2020

PKS Susun Strategi, Tak Mau Keok Pada Pemilu 2024

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di tiga propinsi masing-masing DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur melaksanakan musyawarah daerah serentak pada 27 dan 28 Desember 2020. 


Partai berlogo bulan padi, kuning hitam sekarang berganti warna putih oranye,  ini, mulai ancang-ancang menyusun kekuatan untuk meraih kursi 15%, baik di tingkat DPP, DPW maupun DPD.  


Hal di atas dijelaskan Tri Iwan Isbumaryani, Ketua DPD PKS yang baru, dalam temu media, di kantor DPD PKS,  Kepek, Wonosari, Gunungkidul, 28/12/20. 


Dalam Musda ada arahan, terang Tri Iwan, bahwa target perolehan kursi PKS Gunungkidul 6,5 kemudian dibulatkan menjadi 7 kursi.  


Partai politik, menurut Isbumaryani merupakan tempat penggodokan kader pemimpin baik pusat maupun daerah. 


Supaya, sambung mantan Ketua DPD PKS Gunungkidul, Ari Siswanto, kekalahan PKS  di kompetisi Pilkada tidak selalu terulang.


Dalam jumpa pers yang dipandu Sekretaris DPD PKS Anang Sutrisna, didamping Bendahara, Hudi Sutamto, sekaligus diumumkan Pengusus DPD Harian yang baru yang berikutnya ditugasi membentuk kelengkapan organisasi.  


Ari Siswato yang 2015-2020 adalah Ketua DPD tergeser duduk sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah, bersama kader yang lain.  

(Bambang Wahyu Widayadi)

Minggu, 27 Desember 2020

KPUD GUNUNGKIDUL DIADUKAN KE DKPP


Ir. H. Kelick Agung Nugroho, Bakal Calon Bupati Gunungkidul dari jalur perseorangan tahun 2020 menggugat KPUD Gunungkidul ke Mahkamah Agung, terkait dugaan penghilangan hak konstitusi dirinya. 

Karena pertimbangan suhu politik, gugatan tersebut dicabut, tetapi bukan berarti bahwa KPUD Gunungkidul lolos dari lubang jarum. Kelick Agung Nugroho men-DKPP-kan KPUD Gunungkidul. Sidang terbuka dilaksanakan 29/12/20, di Bawaslu DIY.  

Ikuti kabar selengkapnya yang beredar di YouTube berikut ini link https://youtu.be/AhYl4_m7c2M, atau cukup klik video di bawah ini




Petani Gunungkidul apa akan diatur oleh petani berdasi, atau memiliki kemerdekaan, itu bergantung pada kebijakan nasional, termasuk kebijakan Bupati dan Wakil Bupati 2021 - 2024 yang terpilih di pilkada  2020 tempo hari.  

 Selengkapnya ada di: 



Rabu, 23 Desember 2020

Pemotor Babak Belur Dihajar Tiga Pemuda Mabuk


Fani Dwi  Andika (16 th), warga Padukuhan Salaran Rt 23 RW 06, babak belur dihajar beramai-ramai oleh tiga pemuda yang lagi nenggak minuman keras. Peristiwa pengeroyokan itu saat ini sedang ditangani Polsek Kapanewon Patuk. 

"Benar, bawa Selasa, 15 Desember 2020, saya menerima laporan telah terjadi kekerasan terhadap Fani Dwi Andika, anak di bawah umur, sehingga mengakibatkan luka memar," tulis Hendra, Kapolsek Patuk, melalui aplikasi WhatsApp, 23/12/20.

Kapolsek Hendra menuturkan, Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Padukuhan Gembyong, Kalurahan. Ngoro-Oro, Kapanewon Patuk, Kabupsten Gunungkidul, tepatnya di Jln.Tawang - Gembyong Km 1.  


Para saksi telah dipanggil, sementara para pelaku dalam proses penyelidikan.


"Disinyalir pelaku sebanyak sekitar 3 (tiga) orang, rambut berwarna orange, menaiki  2 (dua) unit sepeda motor," imbuhnya.

Urutan kejadian atau kronologinya, menurut Kapolsek Patuk,  Selasa tanggal 15 Desember 2020  pukul 17.00 Eib. Fani  mengendarai Honda 70 berknalpot blombongan sambil menggeber-geberkan motor  melewati tongkrongan anak-muda yang sedang minum minuman keras di jalan Tawang - Ngoro Oro. 

Rombongan pelaku berjumlah 3 anak mengejar dan menganiaya korban dengan cara pukul dan tendang.

"Saat itu korban tidak berani melawan karena  sendirian," terang Kapolsek Hendra. 

Fani, lanjut Hendra, dibawa menuju depan gubuk tempat rombongan minum miras. Di tempat tersebut korban dianiaya  beramai-ramai.

Ketika tetangga Fani datang,  dia dibawa ke puskesmas Patuk untuk berobat.

Ditemukan barang bukti berupa 1 (satu) buah Jaket Hoodie warna Pink kondisi sobek, 1 (satu) buah Celana panjang warna cream kondisi kotor keduanya milik Fani. 

Dalam peristiwa tersebut tidak ditemukan  kerugian materiil.


(Bambang Wahyu Widayadi)

Senin, 21 Desember 2020

Harapan Mantan Guru Kepada Mantan Murid Politiknya





Slamet S.Pd MM mantan Kepala SMA Kartika VII Nglipar yang kini telah bubar, berpesan, bahwa H. Sunaryanta, mantan muridnya, agar secepatnya melakukan konsolidasi politik

Pilkada Gunungkidul 9 Desember 2020 telah usai dihelat dengan sukses dan lancar. Ini awal yang baik bagi Kabupaten Gunungkidul. Kinerja Penyelenggara pilkada ( KPU dan BAWASLU ) yang di dukung pemerintahan Hj. Badingah sukses menggelar pesta demokrasi lokal dengan damai, sesuai harapan.

Pilkada tak mandeg di 9 Desember 2020 saja, namun berlanjut sampai pemimpin baru menjalankan tugasnya.

"Langkah awal yang harus dilaksanakan H. Sunaryanta - Heri Susanto adalah konsolidasi politik," ujar Slamet mantan guru H  Sunaryanta 21/12/20.

Secara tidak langsung Slamet, yang juga mantan anggota DPRD DIY adalah guru politik H. Sunaryanta.

Para elit parpol dan paslon, menurut Slamet harus segera bertemu secepatnya. Rangkulan paslon dan elit akan mampu meredam para pendukung paslon yang selama kampanye saling sindir, saling buly bahkan ada yang saling bersitegang baik di medsos maupun lapangan 

"Begitu pula kamu Sunaryanta, harus berusaha merangkul semuanya, agar ke depan lebih mudah mengeksekusi vissi dan missi selama kampanye agar tak terganjal di meja parlemen," tandas Slamet. 

Vissi missi paslon yang kalah, namun bagus,  tak perlu ragu diambil dan dikolaborasikan dengan vissi missi pemenang,  dalam koridor rumah besar Gunungkidul Membangun. 

Dalam pesannya, Slamet mengapresiasi langkah PDI Perjuangan Gunungkidul dan Paslon Bambang Wisnu Handoyo - Benyamin Sudarmadi yang telah mengawalinya dengan baik.

"Semoga yang lain menyusul,"  pungkas Slamet.



E

Minggu, 20 Desember 2020

Melahirkan Tokoh Sekelas Nasional, Meski SMA Ini Telah Gulung Tikar


Kalau lulusan SMA Negeri 1 Wonosari menjadi Bupati Gunungkidul seperti H. Bandingah, S.Sos, dianggap biasa, tetapi ketika SMA swasta Kartika Nglipar muridnya memimpin Gunungkidul pada 2021 - 2024, ini luar biasa.

  

Mantan Kepala Sekolah SMA Kartika yang kini telah gulung tikar, Slamet, S.Pd. MM bercerita runtut tentang dua mantan muridnya H. Sunaryanta dan Muji Lestari.  


"Kebanggaan seorang guru itu saĺah satunya bila mendengar kabar jika alumni atau muridnya bisa sukses dan berguna bagi bangsa dan turut serta mengabdi di tanah kelahiranya. 


Dua orang ini adalah  alumni SMA Kartika VII Nglipar, SMA Swasta pinggiran yang tidak begitu terkenal dan sekarang sudah tidak operasional. 

  Dua alumni yang saya maksud adalah:


1. H. Sunaryanta, Mayor TNI Purnawirawan. Putra Kwarasan, Kedungkeris, Nglipar ini selepas  SMA meniti karir di TNI AD dan berkantor di Jakarta, memutuskan pensiun dini dan pulang ke Gunungkidul mencalonkan diri menjadi Bupati Gunungkidul 2020.  Berpasangan dengan Heri Susanto. Dia ditetapkan oleh KPU Gunungkidul memperoleh suara terbanyak dan insya Allah Februari 2021 dilantik jadi Bupati Gunungkidul.  

2. Muji Lestari, SE. MM. Dia berdomisili di Desa Gari  Wonosari ini setamat SMA tinggal dan bekerja di Tangerang sambil menempuh kuliah S-1 dan S-2 ekonomi.

  Sukses berkarir dan mendirikan PT di Tangerang yang bergerak dibidang eksport kayu olahan dan aneka produk pertanian. 

 Karena kecintaanya dengan Gunungkidul, maka dia mendirikan cabang perusahaan di  Jl.Raya Semanu dengan bendera PT Wanghort Pratama Lestari.


Selain eksport juga melayani kebutuhan lokal. Telah dibuka gerai Easy Grow Garden yang melayani alat dan kebutuhan pertanian dan yang lain," tulis mantan guru sekaligus mantan anggota DPRD DIY di akun Facebooknya, Minggu 20/12/20.

Banbang wahyu Widayadi


Selasa, 15 Desember 2020

Sunaryanta Melenggang ke Gunungkidul-1


KPUD Gunungkidul telah mengentri 1899 dari 1900 total TPS. Masih tersisa 1 TPS di Kapanewon Karangmojo.


Pada Selasa 15 Desember 2020 pukul 04.00 WIb, Paslon Nomor urut 4 meraih 155.919 atau 33,32%, sementara Paslon No urut 1 megnumpulkan 143.526 suara atau 30,06%.


Secara akumulatif Sunaryanta unggul 12.393 suara, secara prosentase, Sutrisna Wibawa tertinggal 3,26%.


 Kabarnya, hari ini KPUD Gunungkidul akan melaksanakan pleno penetapan hasil Pilkada Rabu Wage, 9 Desember 2020. 


Sementara itu, pada jam 07.15, di laman KPUD Gunungkidul terbaca, bawa 1900 TPS telah terentri 100,%. 


 Hasinya tidak berubah, dipastikan Sunaryanta dan Heri Susanta melenggang ke kursi Bupati dan Wakil Bupati.


Bambang Wahyu Widayadi

Senin, 14 Desember 2020

SUNARYANTA TAK TERKEJAR


KPUD Gunungkidul, pada posisi Senin 14 Desember 2020, jam 04.00 telah mengentri 1890 TPS. Hasilnya pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 4 H. Sunaryanta - Heri Susanto sulit dikejar.


Pasangan calon nomor urut 1 Sutrisna-Ardi, baru mengumpulkan angka 143.052 atau 30,7%, sementara Sunaryanta - Heri Susanto telah mencapai perolehan 154.906 suara atau 33,2% dari total suara sah.    


Sepuluh TPS yang belum terselesaikan, dikutip dari rekapitulasi KPUD Gunungkidul terlihat di Kapanewon Nglipar, Semanu, Patuk, Ponjong, serta Saptosari.  


Dihimpun dari berbagai sumber, empat Kapanewon tersebut merupakan kantong kemenangan Palon nomor urut 4.


Bambang Wahyu Widayadi

Minggu, 13 Desember 2020

Versi DPD Golkar Gunungkidul, Sunaryanta Memenangkan Pilkada 9 Desember 2020


Heri Nugroho, SS, Ketua DPD Partai Golongan Karya Kabupaten Gunungkidul menyatakan, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Badan Saksi Nasional Partai Golongan Karya Kabupaten Gunungkidul Pasangan Calon Nomor 4 H. Sunaryanta-Heri Susanto memenangkan Pilkada Rabu Wage 9 Desember 2020.  


Sunaryanta - Heri Susanto mengantongi suara sebanyak 155.878 atau 33,14%, dari suara sah, 470.347.  


Berdasarkan rekapitulasi yang dikirim Heri Nugroho melalui WhatsApp, Paslon Sutrisna Wibawa mengumpulkan angka sebanyak 144.012 atau 30,62% dari suara sah. 


Rekapitulasi yang dipegang Heri Nugroho, memang agak berbeda dengan rekapitulasi hasil pleno PPK se kabupaten Gunungkidul, terutama pada jumlah suara sah. Data pada Heri Nugroho tertulis 470.347, di pleno PPK tertulis, 470.338.   


Terkait finalisasi perolehan suara, warga Gunungkidul masih harus menunggu ketok palu KPUD Gunungkidul.


Bambang Wahyu Widayadi

Rabu, 09 Desember 2020

KELUARGA KRATON JOGJA BERDUKA

Hj. Roswarini Sri Yuniarsih (BRAY Prabukusumo) binti Soeroso selasa 8 desember 2020 meninggal dunia pukul 19.31 di RSU Sardjito.  

 "Jenazah almarhumah akan dikebumikan di makam Kotagede," tulis Keluarga Besar Prabukusumo, pada pemberitahuan melalui aplikasi whatsApp, 8/12/20.  

Ambulance Jenazah dari RS. Sardjito akan melewati ndalem (Alun-alun Kidul) Rabu, 9 Desember 2020 Pukul 08.00 WIB menuju makam keluarga di Kotagede.  

 "Untuk menghindari kerumunan, kami mohon doa dari rumah masing-masing," pinta Keluarga Prabukusumo. 

Terkait meninggalnya istri Prabukusumo, Keluarga Besar KGPH. Benowo HB VIII, menyampaikan rasa duka  mendalam. 

"Hj. Roswarini Sri Yuniarsih binti Soeroso ( B.R.Ay. Hj. Prabukusumo ), semoga Husnul Khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan serta tawakal, Amiin. Semoga Romo Prabukusumo segera sehat kembali dan dapat beraktivitas seperti sedia kala," tulis Gusti Aning Hestrianing di akun Facebook di hari yang sama.

(Bambang  Wahyu Widayadi)


Selasa, 01 Desember 2020

Doa Jelang Pesta Demokrasi

Pilkada Serentak Rabu Wage 9 Desember menurut pengamat kejawen  bukan hari dan angka  kebetulan. Di Gunungkidul  pada tanggal dan hari itu bakal lahir seorang pemimpin baru untuk seluruh penduduk, bukan hanya untuk sebagian  orang. 


Sujono (65) warga Blimbing, Girisekar, Kapanewon Saptodari memohon, kepada  Allah SWT, bahwa Gunungkidul tidak ditetapkan orang zalim mengendalikan bumi, air beserta isinya.


Pemimpin baru, harapan Sujono mampu menyelesaikan  penderitaan tak berkesudahan atas persoalan air,  kemiskinan, pendapatan warga yang tidak merata, persoalsan sumbangan bidang pertanian dengan PDRB yang rendah, dan yang lain.  


"Saya berharap, tahun kembar 2020 berpengaruh pada hati dan pikiran pemimpin baru,   selama 4 tahun ke depan 2021-2024," kata Sujono, Selasa Legi, 1/12/2020.  


Bertolak dari hari dan pasaran, Sujono menghitung, Rabu 7, Wage 4, jumlah 11.  Menurutnya angka 7 dan 4 merupakan angka kembar lain rupa. Sebelas merupakan pertanda, bawa pemimpin yang akan datang adalah sosok yang memang menerima kawelasan alias belas kasih dari Yang Maha Tunggal.  


"Belas kasih  merupakan sisi terdalam dari pemimpin yang jujur, yang berkiblat pada prnyelamatan alam, agar Gunungkidul semakin hijau dan lestari," tandasnya.   


Pesta demokrasi esok, lanjut Sujono, tidak cukup memilih dengan cara cerdas, tetapi juga dengan kelembutan dan kerendahhatian.


(Bambang Wahyu Widayadi)

Kamis, 26 November 2020

Kelompok Tani Ngudi Makmur Panen Emas Hijau

Khoirudin  alias Kirun (46) Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur bersama anggotanya,  dua tahunan terakhir menanam melon, semangka serta cabai. Petani meraup rupiah ratusan juta.  

Didampingi Mustofa (47) petani andalan melon Kulon Progo.

Selasa ( 24/11/20) Kelompok Ngudi Makmur dusun Klayar, Kapanewon Nglipar,  mengundang Dinas Pertanian Pangan Gunungkidul untuk memanen melon dan cabai rawit.

Kadinas  Pertanian Pangan, Ir. Bambang Wisnu Broto didaulat Kelompok untuk memetik melon dan cabe. Usai prosesi panen dilakukan temu wicara. 


Mustofa mitra poktan Ngudi Makmur menyampaikan laporan, lahan yang diusahakan untuk tanaman melon seluas 1 hektar. Dia memperkirakan panen bulan November 2020 sebanyak 30 ton.

"Harga November 2020 Rp 10.000,00 per kilogram, sehingga Ngudi Makmur meraup hasil  Rp 300.000.000,00," ujar Mustofa, 24/11/20.


Budidaya yang dipergunakan adalah tanam melon tanpa lanjaran. Tiap batang menghasilkan  3 buah, bobot per buah 2 kilogram.

Tanam  tanpa lanjaran dilakukan karena melon bisa berbuah hingga 3 biji,  tetapi jika dengan lanjaran hanya menghasilkan satu biji  seperti banyak dilakukan di Sragen dan Sukoharjo. 

"Dengan  3 buah per batang, jika  satu rusak  masih menyisakan 2 buah," jelas Mustofa. 

Melaporkan soal pemasaran, Mustofa bilang sudah terbentuk jaringan, sehingga produk akan terserap oleh pasar. 
Selebihnya Mustofa memaparkan,  petani tidak tergantung pada pupuk bersubsidi. Kelompok memilih  pupuk tunggal phospat dan KCl. Menurut Mustofa  lebih efesien. Dengan  takaran pupuk yang tepat, terbukti melon terasa manis meski panennya di musim penghujan.

Berikutnya Mustofa bertutur soal cabai yang ditanam dan akan  panen merupakan cabai rawit. Total tanaman sebanyak  10.000 batang. 

Durasi panen, terang Mustofa,  50 kali,  tiap 1 batang menghasilkan 1 kilogram, sehingga sampai selesai panen diperkirakan menghasilkan 10 ton, dan jika satu kilo dihargai Rp 20.000,00 akan menghasilkan  Rp.200.000.000,00. Hasil  lumayan besar.

"Tanah  Klayar ibarat menghasilkan emas hijau," kata Khoirudin menimpali.
 
Kadinas  Pertanian Pangan, Ir. Bambang Wisnu Broto setuju bahwa tanah di Klayar menghasilkan  emas hijau.  Dia mendorong poktan terus mengembangkan usahanya karena terbukti meningkatkan pendapatan petani.

Bambang Wisnu Broto berharap agar mitra poktan masih terus mau menularkan ilmunya, melatih para petani di Klayar dan sekitarnya.

"Dinas akan terus mensuport usaha para petani dan poktan untuk maju," kata Bambang Wisnu Broto.

(Bambang Wahyu Widayadi)

Selasa, 24 November 2020

Orkestra Gamelan: Tontonan Baru dan Langka

Penampilan Pengrawit Karangtaruna Desa Budaya, Desa Putat, Kapanewon Patuk diniliai sebagai embrio Gangsa Agung Mataram. Mereka bibit muda potensial, yang diyakini dan dipastikan menjadi pemicu bibit yang sama yang tersebar di 143 desa yang lain.
   
Jauh  sebelum masa kampanye Pilkada Gunungkidul 2020, H. Sunaryanta menyatakan, bahwa pentas gamelan  perlu dikemas dalam format Gangsa Agung Mataram, dimulai dari potensi generasi muda. 


Sepuluh hingga duapuluh grup pengrawit, demikian H. Sunaryanta bilang, melakukan  pentas secara kolosal dalam sebuah  panggung terbuka. Ini tontonan kelas nasional, bahkan internasional. 


"Itu semacam orkestra gamelan Jawa, yang tujuannya untuk suguhan budaya bagi turis manca negara, tutur H. Sunaryanta, kepada wartawan.  


Calon Bupati Nomor Urut 4 ini mencoba kilas balik soal upaya menjadikan gamelan sebagai salah satu intertainment skala internasional, untuk mengangkat kesejahteraan para penabuh gamelan.  


Didampingi Rusbandi, mantan Lurah Putat, Kapanewon Patuk, H. Sunaryanto menyaksikan, Karangtaruna Padukuhan Putat Wetan sedang unjuk ketrampilan membawakan Lancaran Manyar Sewu dan Ladrang Pariwisata. 

Atau klik di sini: https://youtu.be/BYuCShQIu9I

"Generasi seperti ini butuh  difasilitasi serta perlu  diwadahi. Saya sudah persiapkan, wadah itu bernama Gangsa Agung Mataram," tandas H. Sunaryanta, sebelum bersilaturahmi dengan ratusan warga Desa Putat, Senin Malam (23/11/20). 


Sunaryanta serius membetuk dan menggelar Gangsa Agung Mataram. Berdasarkan pengakuan Aris Wirya, presenter dan penyanyi Campursari Kecubung Gadung, Gangsa Agung Mataran dalam format orkestra gamelan Jawa, saat ini sedang secara teknis dirumuskan.



(Bambang Wahyu Widayadi) 

Minggu, 22 November 2020

BUKAN HANYA JABATAN, NYAWA PUN BISA DICOPOT

Mengapa corona terus mengincar dan mencopot nyawa? Itu pertanyaan simpel bagi Allah SWT. Tidak  dirahasiakan, karena jawabannya telah ditulis  di Al-Ankabut 3. 


  “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

  

Sangat jelas, bahwa dunia hanya ada  dua kelompok besar. Satu kelompok orang yang benar, dan kelompok lain orang yang berdusta. 


Apa pula yang diragukan  oleh para pendusta? Tidak lain, dari awal hingga kini masih sama, soal keraguan tentang Hari Pembalasan.


Karena ketidakyakinan adanya hidup sesudah mati, yaitu hari perhitungan,  tempat segala perbuatan manusia diperlihatkan, maka penyakit menular itu diturunkan. 


Penyakit menular yang penyebarannya dalam  skala besar sampai ke seluruh penjuru dunia, menjadi salah satu pertanda dekatnya hari kiamat. 


Rasulullah SAW pernah bersabda, “Di antara enam tanda-tanda kiamat adalah timbulnya berbagai penyakit menular yang mengakibatkan banyak di antara kalian meninggal (karenanya) seperti matinya kambing di tempatnya.”


Artinya? Meski manusia mengurung diri di dalam rumah, bukan mustahil corona akan menghampirinya.     Penyebaran penyakit mematikan dalam skala besar pernah terjadi di daerah ‘Amwas (daerah bagian Palestina) sekitar tahun 18 Hijriah. 


Diceritakan, penyebarannya  merambat sampai ke seluruh pelosok negeri Syam.  Tercatat lebih dari 25.000 orang meninggal dunia akibat penyakit menular, termasuk  di dalamnya adalah sahabat Nabi Muhammad SAW, yang terkemuka, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah Ra.


Dalam poisi corona menghajar umat di tahun 2020, manusia menghadapi dua pilihan, siap  mati, dan siap hidup.   Mati merupakan kelanjutan hidup yang sesungguhnya. Hidup adalah antrian mati yang telah ditetapkan-Nya.  


Gagal mengatasi kerumunan, jabatan bisa dicopot oleh penguasa. Gagal atau berhasil menyelamatkan bumi dan isinya,  nyawa manusia mudah dicopot oleh pemilik-Nya, siapa pun dia, tidak pandang bulu.


Bambang Wahyu Widayadi

Rabu, 11 November 2020

Profesor Sutrisna: Goa Bribin Dikawinkan Dengan Waduk

Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi air bawah tanah yang melimpah. Program unggulan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 1 di bidang sarana dan prasarana adalah tata kelola air yang profesional sehingga menjadi sumber kemakmuran, demikian papar Artika Amalia dalam debat publik Pilkada putaran terakhir, 10/11/20. 


"Apa yang baru dari kebijakan tata kelola air yang Bapak tawarkan sehingga problem akses masyarakat terhadap air bersih dapat teratasi," tanya moderator Artika Amalia. 

Calon Bupati Nomor Urut 1, Sutrisna Wibawa dalam hal ini menyatakan, kekayaan air bawah tanah itu belum dieksploitasi seluruhnya. Persoalannya adalah bagaimana pemerintah  bisa menaikkan air di bawah tanah kemudian dialirkan ke daerah-daerah yang membutuhkan. Ini, menurut Profesor Sutrisna diperlukan Proyek besar.

Berdasarkan study lapangan, di Tepus ada pipa yang sudah terpasang lama tetapi belum pernah tersentuh oleh air. Menurut Profesor pipa tersebut bisa dimanfaatkan kembali. 

"Atau di daerah Bribin misalnya, kita layak membuat Waduk di atas seperti penampungan air hujan, berikutnya air didistribusi ke wilayah-wilayah yang membutuhkan yang tidak bisa teraliri air dari dalam tanah," terang Profesor Sutrisna.

Salah satu program unggulan dari Paslon Nomor Urut 1 menyangkut bidang pertanian adalah gerakan   mendorong lahirnya petani milenial yang  profesional. 

Pertanyaan moderator kepada Mahmud Ardi Widanto, bagaimana Saudara  merealisasikan program tersebut secara konkrit sehingga  lahir para petani muda yang modern dan profesional.

Tanpa menyebut luasan, Mahmud Ardi Widanto menyatakan, di Gunungkidul pada masa pandemi banyak lahan pertanian baru. Menurutnya itu merupakan harapan baru bagi pasangan Nomor Urut 1. Lahirnya petani milenial akan mempercepat kemajuan Gunungkidul.


(Bambang Wahyu Widayadi)


  


Mayore Bilang: Pelaut Gunungkidul Itu Perlu Disekolahkan

Artika Amalia dalam debat Pilkada putaran ke tiga kepada Paslon 4 menyatakan, bahwa Gunungkidul memiliki panjang pantai 70 Km yang tersebar di 6 Kecamatan pesisir, 7 unit pendaratan ikan dan 9 unit tempat pelelangan ikan. 


Potensi ini, menurut Amalia, perlu diimbangi dengan pengembangan sumber daya manusia. Salah satu program Paslon 4 adalah pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara optimal meliputi pertanian, peternakan dan  perikanan laut. 

Dalam beberapa kali wawancara dengan media Paslon 4 menyatakan bahwa SDM nelayan yang menangkap ikan di Pantai Selatan Gunungkidul kebanyakan bukan warga setempat. 

"Bagaimana  mengatasi krisis sumber daya manusia nelayan di tengah potensi laut yang sedemikian besar," tanya Artika Amalia ke Sunaryanta, di stasiun TVRI Yogyakarta, 10/11/20.

Memang, jawab Sunaryanta,  sebagian besar pelaut Gunungkidul bukan warga  asli. Ke depan langkah saya adalah pelatihan, pendampingan, dan pengawasan, bila perlu menyekolahkan  SDM setempat, untuk bidang pertanian, peternakan, dan  kelautan. 

"Dengan pelatihan, saya yakin SDM Nelayan Gunungkidul tidak kalah hebat dengan orang-orang dari luar. Sangat penting, bila perlu Nelayan itu diajak menimba pengalaman (sekolah) ke luar Gunungkidul," terang Sunaryanta.

Kepada Heri Susanto, selaku Calon Wakil Bupati, Artika Amalia menanyakan soal penyatuan antara zone utara, tengah dan selatan demi kesejahteraan yang seimbang, sementara secara topografis ketiga zone teraebut sangat karakteristiknya sangat berbeda.

Secara umum, jawaban Heri Susanto, kurang begitu kobgkret. Publik, agak susah menangkap alur pimikiran Heri Susanto. Patut diduga Wakil Bupati Gunungkidul No. Urut 4 ini  terserang penyakit demam panggung. Dia berbicara dengan gaya menyondongkan diri ke mike, sejaligus salah sebut dua kali, soal zone tengah, dia ganti dengan zone barat. 

"Dalam rangka untuk menyetarakan semua potensi alam baik itu yang ada di wilayah selatan utara dan juga barat, kita akan membangun integrasi masing-masing wilayah  untuk desa sekaligus menyalurkan semua potensi-potensi alam ke satu titik tertentu.  Dalam hal integrasi kawasan kami mengharapkan, semua sumber daya alam yang ada ini dapat kita lakukan untuk bisa kami manfaatkan. Pada akhirnya nanti dapat bisa kita optimalkan dari satu titik ke titik yang lain, sekaligus bisa memasarkan semua komoditas  alam yang ada di Gunung Kidul baik itu di wilayah utara selatan dan barat. 

(Bambang Wahyu Wisayadi)


 

Bambang Wisnu Handoyo: 144 Desa Harus Mandiri

Tim Perumus materi debat pilkada putaran ketiga, melalui Artika Amelia menyatakan, bahwa Gunungkidul membutuhkan strategi pembangunan yang tepat.  


Prinsip keadilan pemerataan dan kemakmuran menjadi dambaan yang harus diwujudkan secara nyata dalam wawasan lingkungan dan budaya agar masyarakat  Gunungkidul menjadi tangguh, berdaya, dan sejahtera.

"Jika saudara menjadi Bupati Gunungkidul, apa langkah konkrit dan kebijakan yang saudara  ambil dalam menggali potensi daerah, yang itu berbeda dengan kandidat lain," tanya Artika Àmelia, 10/11/20.

Bambang Wisnu Handoyo sangat yakin, bahwa UU Keistimewaan dan UU Desa adalah kunci untuk membuat 144 desa di Gunungkidul menjadi mandiri. Alasan dia, yang tahu seluk beluk dan peta permasalahan adalah desa.

Di desa, kata Bambang Wisnu Handoyo, ada perangkat daerah yang siap memetakan segala macam sumberdaya. Menejemen terhebat, menurutnya ada di desa. Kakau 144 desa di Gunungkidul mandiri, maka pemerataan, keadilan dan kemakmuran itu pasti tercapai.

Berbeda dengan Benyamin Sudarmadi Calon Wakil Bupati yang mendampingi Bambang Wisnu Handoyo. Mantan Ketua IKG ini sedikit kurang fokus menjawab pertanyaan Artika Amelia.

Pertanyaan Artika sangat teknis dan sederhana, "Potensi dan sumber daya apa yang anda akan manfaatkan dalam menjalankan program saudara guna melindungi  perempuan dan anak," tanya Artika Amelia.

Tanpa berteke-tele, Benyamin Sudarmadi menjelaskan, bahwa perempuan dan anak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan positif, tanpa menunjuk contoh kegiatan positif yang dimaksud.

(Bambang Wahyu Widayadi)

Pada Sesi Pendalaman Materi: Immawan Normatif, Martanty Bidik UMKM


Setelah nemaparkan visi dan misi, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2,  Immawan-Martanty pada debat putaran ketiga, diberondong pertanyaan oleh moderator terkait terobosan yang bisa  dilakukan terhadap pitensi SDM dan SDA Kabupaten Gunungkidul. 


Potensi sumber daya manusia perempuan ibu rumah tangga hampir tidak dipandang sebagai kekuatan ekonomi potensial yang bisa menopang ekonomi keluarga bahkan ekonomi lokal. Pada sisi lain bahwa Gunungkidul memiliki potensi sumber daya alam berupa tanah tegalan seluas 64.536 hektar terbesar dibanding kabupaten lain. Berikutnya, potensi pantai mencapai 65 Km, bentang alam Krarst, dan pariwisata dengan potensi besar. 


"Apa program terobosan yang akan saudara lakukan untuk menjadikan ibu rumah tangga bisa menjadi kekuatan ekonomi produktif," tanya Artika Amelia, kepada Immawan Wahyudi. 


Sebagai petahana, Immawan Wahyudi tidak memberikan jawaban secara teknis. Sementara dia begitu yakin sekaligus nyaman dengan status quo.  


"Saya kira, saya akan  melanjutkan bahwa apa yang sudah dibangun Ibu Badingah dan saya waktu ini.  Kaum perempuan adalah segala-galanya," ujar Immawan normatif.  


Kabupaten Gunungkidul, ini pertanyaan lain yang ditujukan kepada Martanty,  sudah lama dikenal sebagai daerah miskin bahkan sudah menjadi semacam stigma. Bagaimana potensi SDA dan SDM  saudara kelola untuk membangun citra atau stigma baru.  


Stigma  yang kurang menguntungkan itu, demikian jawab Martanty Soenar Dewi, akan saya lawan dengan  Ayo Gass.  


Program Ayo Gass, kata dia,  sudah berjalan mulai September 2020. Hingga sekarang  5.000 UMKM telah bergabung dan kami bina. Sementara target kami adalah 14.000 UMKM untuk membangkitkan ekonomi masyarakat.


(Bambang Wahyu Widayadi)

Selasa, 10 November 2020

EMPAT TIPE MANUSIA DIKURUNG DALAM AKUARIUM

Selasa Kliwon malem Rebo Legi tanggal 9 Novenber 2020, KPUD Gunungkidul mengajak masyarakat  bertemu dengan empat orang pasangan calon Bupati  dan Wakil Bupati di layar kaca TVRI Yogyakarta pukul 19.30 WIB. Ditinjau dari segi apa pun, penampilan keempat pasangan  tersebut dipastikan tidak akan sama. 


Sebaliknya, penonton Debat Pilkada untuk putaran yang  terakhir itu juga memiliki kebebasan menilai, dari sisi mana pun juga. Tidak akan salah jika masyarakat melihat mereka dari sisi yang sangat mendasar, yakni karakter, sebutlah itu tipe.  


Ucapan, gerak tubuh, aksentuasi, argumentasi akan mencerminkan sebagian kecil karakter masing- masing calon. Bagaimana menerka dan mengukur karakter seseorang, itulah persoalannya.  


Meminjam pisau analisa Imam Al-Ghazali, di dunia ini hanya ada empat tipe yang mencerminkan karaktetistik manusia.


Pertama, orang yang berilmu, dan dia tahu bahwa dirinya itu memang berilmu. 


Kedua, orang yang berilmu, tetapi dia tidak tahu bahwa dirinya itu berilmu.


Ketiga, orang yang tidak berilmu, dan dia tahu, bahwa dirinya tidak berilmu.


Keempat, orang yang tidak berilmu, tetapi dia tidak tahu, bahwa dirinya tidak berilmu. 


 Empat tipe manusia yang dirumuskan Imam Al-Gazali yang di tulis dalam buku Ihya Ulumiddin itu akan hadir dalam debat yang terkurung dan terbuka Pilkada 2020. 


Dalam hal ini, pemirsa bebas menyimak sekaligus menilai dari sudut pandang manapun.


Bambang Wahyu Widayadi





Senin, 09 November 2020

ADU TENGGOROKAN DI KOPI LIMO

Komunitas puter pelung menggedor pintu gerbang pariwisata Gunungkidul dari arah Kapanewon Patuk.

Direktur Resto Kopi Limo Kapanewon Patuk, Gunungkidul, Fia Marcelia berjuang  di tengah  Covid 19 untuk tetap menghidupkan pariwisata.  


Minggu 8 November 2020,  Resto Kopi Limo menggelar lomba burung puter pelung dalam rangka menyongsong hari pahlawan 10 November 2020. 


Fia Marcelia menyatakan, Kopi Limo dengan puter pelung sepintas hampir  tidak ada kaitannya, tetapi jika dicermati ada korelasi filosofis di antara keduanya. 


Di tempat yang sama, Penewu Patuk R Haryo Anbar Suwardi menilai lomba puter pelung yang dilaksanakan di Desa Ngoro-Oro ini  indentik dengan mencintai lingkungan. 


Sementara kerabat Kraton Yogyakarta, Gusti Aning mengulas, bahwa burung puter itu merupakan simbol kreatifitas yang tidak kenal henti. Di dalam kebudayaan Jawa hewan piaraan itu disebut klangenan yang kebetulan  saat ini sedang dilombakan. 


Seluruh peserta, seperti dipaparkan Rofik, selaku anggota panitia, tidak kurang dari 153 orang. Mereka datang dari berbagai daerah,  menggedor pintu gerbang pariwisata dari arah Kapanewon Patuk, dalam arti baru kali  komunitas  puter pelung gelar lomba  di Kabupaten Gunungkidul.



(Bambang Wahyu Widayadi)

Minggu, 08 November 2020

Calon Wakil Bupati Melakukan Pembohongan Publik

Menyimak klaim Martanty Soenar Dewi, bahwa dia adalah keturunan Bupati Pertama Gunungkidul, Mas Tumenggung Pontjodirdjo, H. Ir. Kelick Agung Nugroho berstatemen tegas, itu pembohongan publik, untuk meraih simpati politik. 


 Kelick Agung Nugroho Bakal Calon Bupati Gunungkidul dari jalur perseorangan yang saat ini masih berjuang menuntut hak konstitusi ini tersenyum kecut, begitu membaca klaim politik Martanty di pemberitaan di media, baik cetak maupun elektronik.


  "Pernyataan Martanty utu  bohong besar," ujar Kelick Agung Nugroho, di kediamannya yang berda di belakang Pendopo Sewoko Projo, Sabtu siang, 7/11/20. 


  Faktanya, menurut Kelick Agung Nugroho, Bupati Pontjodirdjo itu tidak memiliki keturunan. Dia pun memaparkan, bahwa Bupati Pontjodirdjo memerintah Gunungkidul hanya selama 3 bulan.  


  Bupati Gunungkidul Pertama, lanjut Kelick, terkena glukoma, sehingga pemerintahan kala itu diserahkan dan dikendalikan oleh Panji Harjodipuro yang tinggal di Semanu, selaku pelaksana tugas harian. 


 Bagaimana Martanty bisa mengatakan, bahwa dirinya adalah anak keturunan Bupati Pontjodirdjo, menurut Kelick, itu yang tidak masuk di akal.


"Tetapi kalau Martanty adalah  kerabat Bupati Pertama, bisa jadi begitu, karena Bupati Pontjodirdjo punya dua saudara,  kakak dan adik. Dan adiknya itu bernama Panji Harjodipuro tadi," terang Kelick Agung Nugroho.


   Dia bisa bertutur begitu runtut, karena berdasarkan pengakuannya, KelickaKelick salah satu keturunan Panji Harjodipuro.


(Bambang Wahyu Widayadi)

Sabtu, 07 November 2020

Kirim Surat ke KPUD Gunungkidul, Tembus ke Jantung Presiden

H. Ir. Kelick Agung Nugroho, bakal calon perseorangan, Ju'mat 6 November 2020 mengirim surat kepada Ketua KPUD Gunungkidul. Isinya berupa ancaman  keras, akan menggugat KPUD karena selaku lembaga pelaksana Pemilukada menabrak PKPU yang dibuatnya sendiri.

   Kelick menyatakan,  dihitung dari rapat pleno rekapitulasi dukungan hasil perbaikan pasangan calon perseorangan dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Gunungkidul tahun 2020, yang kemudian tertuang dalam berita acara,  dirinya dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mendaftar sebagai calon bupati dan wakil bupati Gunungkidul.

   "Kami meyakini, apa yang kami kerjakan dalam verifikasi faktual itu sudah benar sehingga kami menolak untuk menandatangani berita acara tersebut," ujar Kelick Agung Nugroho," di rumahnya, Purbosari,  Wonosari, Sabtu (7/11/20).
    
Terkait dengan penolakan penandatangan berita acara, menurutnya,  KPUD Gunungkidul menawarkan fasilitas konstitusi untuk  digunakan yaitu dengan mengisi formulir lampiran model BA. 7-KWK perseorangan perbaikan untuk meminta pendapat (fatwa) dari Mahkamah Agung.

  Tawaran KPUD tersebut kami terima, lanjut Kelick,  dan kami memburu fatwa itu ke Mahkamah Agung.

     "Ketika permohonan fatwa itu sedang berproses, KPUD memangkas hak politik saya  dengan melakukan penyusunan  jadwal tahapan Pemilukada yang begitu ketat. KPUD Gunungkidul tidak mempertimbangkan 9 November 2020 batas akhir pendaftaran calon perseorangan. Saya oleh KPUD Gunungkidul telah dianggap tidak ada," tandas dia.

 Sementara faktanya, menurut Kelick Agung Nugroho, Mahkamah Agung telah menyatakan bahwa yang dikerjakan dalam verifikasi faktual adalah benar sehingga tidak ada alasan lagi bagi KPU untuk tidak menyertakan dirinya dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Gunungkidul tahun 2020.

  "Tetapi hak konstitusi atau hak politik kami tidak akan terpengaruh dengan jadwal apapun yang dibuat KPU.  Apabila sampai dengan pemilihan bupati dan wakil bupati Gunungkidul tahun 2020 dilaksanakan tanpa keikutsertaan kami maka kami akan menggugat secara hukum ke Mahkamah Agung," tegasnya.

    Ancaman di atas begitu keras, tidak tertutup kemungkinan pilkada Gumungkidul 2020 diundur, atau bahkan batal demi hukum. Saat diminta membeberkan Fatwa MA, Kelick Agung Nugroho, berucap singkat, bahwa pada waktunya fatwa itu akan dibuka ke ruang publik.

   Surat bernada mengancam yang dikirim ke Ketua KPUD Gunungkidul ditembuskan ke: Presiden Republik Indonesia, Ketua DPR RI, Ketua KPU RI, Ketua DKOP RI, ketua Bawaslu RI,  Ketua Komnas HAM RI, Ketua Ombudsman RI Gubernur DIY, Ketua KPU Provinsi DIY, Ketua Bawaslu Provinsi DIY, Bupati Kabupaten Gunungkidul dan Ketua Bawaslu Kabupaten Gunungkidul.

  Dikonfirmasi, Ketua KPUD Gunungkidul, Ahmadi Ruslan Hani membenarkan telah menerima surat dari H. Ir. Kelick Agung Nugroho, tetapi belum terlampiri Fatwa MA.



Bambang Wahyu Widayadi

Wakil Ketua DPW NasDem DIY Membelot


Dalam Pilkada 2020, Pentolan  partai NasDem DIY, Ws Kuncoro tiba-riba berbalik arah, dari mendukung Immawan Martanty ke Sunaryanta Heri Susanta. Konsekuensi poilitik, Ws Kuncoro diberhentikan dari jabatan Wakil Ketua. 


 Di kator Sekretariat Bersama Pemenangan Sunaryanta Heri Susanta Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 4, Ws Kuncara memberitahukan bahwa telah mengundurkan diri dari anggota sekaligus kepengurusan DPW NasDem DIY.


  Dia telah mengirim surat pengunduran diri kepada DPP Partai NasDen tertanggal 3 November 2020 lalu, melalui pesan WhatsApp.


   "Saya  realistis. Kalau saya mendukung calon di luar yang diusung partai itu artinya saya berdosa dengan partai.  Jadi saya memilih meninggalkan jabatan Wakil Ketua, dan mundur dari keanggotaan  NasDem," tutur Ws Kuncara kepada sejumlah awak media Kamis (5/11/2020). 


  Keputusan tersebut diambil setelah dia menyaksikan 2 kali debat publik calon Bupati maupun calon Wakil Bupati Gunungkidul pekan lalu. Ia mengibaratkan pasangan Sunaryanta-Heri Susanto seperti Soekarno-Hatta. 


 Sunaryanta  orangnya rajin turun lapangan sedangkan wakilnya seorang teknokrat. Menurutnya, perpaduan karakter tersebut  tidak dimiliki oleh pasangan calon lain. 


  Sunaryanta dianggap  lebih paham dengan kondisi Gunungkidul  sehingga Sunaryanta bakal menjadi pemimpin yang cepat dalam mengambil keputusan.  


 Ws Kuncara juga menilai bahwa Sunaryanta dan Heri Susanta merupakan pasangan yang ideal dan diyakini paling realistis. Alasan itulah yang kemudian membuat dia mantab untuk mendukung pasangan nomor urut 4.  


 "Sebagai orang Gunungkidul saya mempunyai tanggung jawab moral terhadap bumi Handayani. Pilkada 2020 adalah kesempatan bagi masyarakat termasuk saya untuk mengubah Gunungkidul menjadi baik," tegas Ws Kuncara.


   Ratno Pintoyo,  Ketua Tim Pemenangan Sunaryanta  Heri Susanto, menerima dengan baik atas bergabungnya Ws Kuncara.


     "Pak Kuncoro runtut,  sebelum menyatakan bergabung dengan kami sudah mengundurkan diri dari partainya. Tentu saja  ini kami memperoleh tambahan kekuatan" kata Ratno Pintoyo.


   Terkait membelotnya Ws Kuncara, Subardi, Ketua DPW NasDem DIY menyatakan, resikonya Ws Kuncoro dicopot dari keanggotaan NasDem oleh DPP. 


  Di NasDen, terang Subardi, tidak ada ruang  bagi politisi oragmatis. Sikap yang diambil Ws Kuncara tidak menggambarkan keretakan NasDem di Dunungkidul.


(Bambang Wahyu Widayadi)

Jumat, 06 November 2020

TLUTUR UNTUK KI SENO NUGROHO


Mengungkapkan suasana hati karena kehilangan sahabat yang dikagumi dan dicintai bisa dengan berbagai macam cara.


Sebagian besar orang, berduka  ditandai dengan linangan  air mata serta ucapan terbata-bata.

Langka, bahkan hampir jarang terjadi bahwa duka cita diekspresikan denga lantunan tembang seperti pernah dilukan penyanyi legendaris Titik Puspa,  Bing Slamet berpulang ke Rahmatullah.

Cendekiawan Supriyadi, dosen UNS Surakarta, warga Gunungkidul melantunkan suluk tlutur mendoakan kepergian  Ki Seno Nogroho. 



Kamis, 05 November 2020

Mencicipi Wedang Seruputan di Kampung Mompreneur


Wedang Seruputan atau Seruni Putat Wetan diproduksi untuk mendorong atau menaikkan pendapatan masyarakat di  level paling ujung, yakni tingkat padukuhan.

Seruputan, seperti dijelaskan Nunik Asngadah, selaku peramu bahan baku, merupakan wedang segar kreasi 30 emak-emak yang tergabung  dalam Kelompok Kampung Mompreneur, setelah bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi IST Akprind Yogyakarta.

 Dalam kesempatan melaunching Kampung Mompreneur, Penewu Patuk R Haryo Ambar Suwardi menyatakan, Wedang Seruputan merupakan bagian, sekaligus hasil dari kampanye one village one product. 


 Desa yang mampu memproduksi satu makanan,  minuman atau karya apapun, menurut Ambar   akan membawa pengaruh besar terhadap pertumbuhan  ekonomi.  


 "Dengan one village one product, masyarakat  Kapanewon Patuk tidak hanya akan menjadi penonton pariwisata yang faktanya hanya mendapat sampah dan asap knalpot," kata Ambar, Kamis 5/11/20, saat melaunching Kampung Mompreneur.

Utusan dari IST Akprind, atas nama Rektor  menyatakan sependapat dengan Ambar, bahwa program holistik pemberdayaan dan pembinaan desa bertujuan membantu meningkatkan pendapatan perkapita. 


   Di tempat yang sama, Kadis Pariwisata Gunungkidul, melalui Kabag Pemasaran, Yuni Hartini, S.P, M.Si mengapresiasi kegiatan Kampung Mompreneur. Seruputan, dia nyatakan  masuk dalam kategori ekonomi kreatif.


    Namun Johan Eko, Kadis Perindag mengingatkan, Kampung Mompreneur tidak boleh melupakan tiga hal, pertama kuantias pruduk, kedua kualitas produk, dan ketiga jaringan penjualan produk.  

Soal kuantitas, ini sambung Lurah Desa Putat yang diwakili Sumadi, dijamin tidak  akan mengecewakan, karena jeruk nipis, serai, temulawak jahe dan yang lain banyak dibudidayakan warga Desa. 


(Bambang Wahyu Widayadi)

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...