Di Kabupaten Gunungkidul berkali-kali terjadi penipuan dengan modus hipnotis.
Pernah terjadi di Kapanewon ponjong, juga di Kapanewon Semanu. Kali ini di terjadi Kapanewon Ngawen.
Eloknya, masyarakat dan Petugas tak kunjung melakukan perubahan strategi keamanan lingkungan.
Di setiap Desa ada Babinsa (tentara) juga Babin Kamtibmas (Polisi). Dalam menggerakkan keamanan lingkungan, peran mereka kurang optimal.
Kasus menyedihkan menimpa Maryanto,
(68) warga Padukuhan Tobong Rt 02 Rw 08, Desa Sambirejo, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. Penderita stroke menjadi sasaran kriminalitas dengan modus hipnotis.
Pedagang yang menderita stroke ini kehilangan uang Rp 750.000,00, Senin13 Maret 2023 pukul 09.00 WIB.
Dua saksi masing-masing Waliyem (58) Satino (63) tetangga Maryanto telah bersaksi di depan Polisi.
Menurut catatan AKP Suharjiyanto SH. Kapolsek Ngawen, Maryanto berada di rumah seorang diri.
Kala itu, Maryanto sedang makan di ruang tengah. Seorang laki laki tak dikenal mengendarai motor Vario warna hitam, masuk ke rumah menemui Maryanto dan menepuk pundaknya.
"Lelaki itu bertanya, di rumah dengan siapa Pak? Maryanto menjawab sendirian," kata Kapolsek menirukan pengakuan Maryanto.
Tamu tak diundang itu mengambil beberapa foto kamar Maryanto sambil menanyakan uang Maryanto.
"Uang bapak tersimpan di mana, mau saya foto," tanya tamu misterius tersebut.
Tanpa curiga Maryanto menurut. Dia pun bilang bahwa uangnya disimpan di bawah karpet kursi teras rumah.
Tanpa basa basi tamu Maryanto langsung pamitan pergi. Maryanto tersadar dan mengecek uang simpanan ternyata Rp 750.000,00 aub dibawa kabur oleh tamu tersebut.
Penipuan dengan modus hipnotis modelnya kurang lebih mirip, termasuk sasarannya yaitu dusun yang sepi, lansia, janda, dan orang sakit.
Babinsa, Babinkamtibmas tidak melakukan tindakan perubahan strategi keamanan lingkungan, walau di masyarakat ada kelompok Jaga Warga, Gunungkidul akan jadi bulan-bulanan penjahat hipnotis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda