Rabu, 01 Maret 2023

RAMALAN JAYABAYA DAN RANGGA WARSITA TAFSIR TANDA KIAMAT SUDAH DEKAT

 
                     foto net 
Masyarakat Jawa mengakui, bahwa Raja Kediri Prabu Jayabaya dan Ranggawarsita kerabat Keraton Solo adalah pujangga besar. Mereka secara tidak langsung menulis sebagian tanda-tanda kiamat makin dekat.

Keduanya memiliki kemampuan melihat masa depan, yang ditulis dalam bentuk tanda-tanda zaman, yang kemudian secara monumental disebut sebagai ramalan.

Pada dasarnya setiap manusia itu diberi kekuatan yang sama dalam hal kemampuan membaca alam. Mata batin dan mata pikir bisa melihat segala sesuatu, baik yang dekat (yang sudah terjadi) maupun yang jauh (yang belum terjadi). 

Dalilnya jelas, manusia diperintah, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Tuhanmu maha mulia. Dia mengajarimu dengan pena.

Tidak terkecuali Jayabaya dan Ki Rangga Warsita. Mereka menulis karya ramalan, tidak luput dari hasil dari membaca isyarat alam yang turun berupa cahaya.

Banyak orang yang tidak meyakini adanya hari kiamat, meski telah diturunkan tanda-tanda, tetapi umat yang beriman mempercayai, bahwa hari pembalasan itu semakin dekat, bukan semakin jauh. 

Ramalan Jayabaya yang bersifat umum itu, ada pula yang sama dengan tanda-tanda kecil, tanda-tanda kiamat.

"Wong wadon nganggo pakean lanang (perempuan gemar berbusana sebagai laki-laki. Suta wani ing bapa (anak berani melawan ayah). Akeh randha nglahirke ponang (janda melahirkan bayi) demikian beberapa pernyataan dari 216 ramalan yang ditulis Jayabaya.

Ramalan Raja Kediri itu benar terjadi, padahal seperti ditulis H.M Vlekke dia memerintah 1135 sampai 1157 Masehi.

Menurut Vlekke Jayabaya tidak pernah menulis prakiraan apa pun. Yang dianggap Ramalan Jayabaya ada dalam kitab Musarar karya Sunan Giri Prapen, ditulis 1540 tahun Saka, atau tahun 1618 Masehi.

Berbeda dengan Ranggawarsita. Pujangga Kraton Solo ini menulis ramalan terkait kekuasaan (politik) di Indonesia.  

Selama 47 tahun berkarya, 1826 hingga 1873, demikian sebuah sumber menyebutkan, Ronggo Warsito menghasilkan tidak kurang dari 60 judul buku dengan beragam bahasan. Tulisannya meliputi falsafah, kebatinan, lakon-lakon wayang, cerita Panji, dongeng, babad, sastra, bahasa, kesusilaan, adat istiadat, pendidikan, primbon, ramalan, dan yang lain.

Ronggo Warsito meramal, tujuh satriya akan muncul sebagai tokoh yang akan memerintah di bekas kekuasaan Majapahit.

Ramalan tujuh satria itu sangat populer:
1. Satria Kinunjara Murwa Kuncara (Soekarno);
2. Satria Mukti Wibawa Kesampar Kesandhung (Soeharto);
3. Satria Jinumput Sumela Atur (BJ Habibie);
4. Satria Lelana Tapa Ngrame (Abdul Rahman Wahid);
5. Satria Piningit Hamong Tuwuh (Megawati Soekarnoputri) ;
6. Satriya Boyong Pambukaning Gapura (Bambang Susilo Yudhoyono serta Joko Widodo); dan 
7. Satriya Pinandhita Sinisihan Wahyu (ini masih ditunggu).

Ada tafsir lain tentang Ramalan Rangga Warsita. Didukung fakta politik, Indonesia dipimpin oleh Satria Pinilih, sejak Gusdur dan Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden ke-4 dan ke-5.

Gusdur dan Megawati Soekarnoputri dipilih DPR, sementara SBY dan Jokowi dipilih langsung oleh Rakyat.

Pemilu 2024, kalau tidak ada aral, juga masih dipilih rakyat. Sesuai dengan harapan atau tidak adalah teka-teki, karena penguasa Indonesia sat ini bukan Presiden melainkan oligarki. 

Dengan kekayaan yang tak terhingga, oligarki mampu membuat Indonesia ini menjadi merah, hijau maupun kuning.

Gejala yang terang benderang Indonesia akan dibawa ke zona kuning dan zona sipit. Para tokoh lalai dan lengah, tidak menganggap ini berbahaya. 

Dalam konteks global dalam memilih pemimpin, manusia benar-benar kehilangan akal sehat dan arah.

Kemungkinan terakhir pemimpin itu turun dari langit. Siapa dia? Boleh jadi sampailah periode turunnya Nabi Isa Alaihis Salam memerangi penjahat yang tergabung dalam persekutuan oligarki.

Artinya? Kiamat semakin nyata. Ini terjemahan bebas dari Ramalan Ranggawarsita. 

Kapan pastinya? Wallahualam bish-shawab (hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya).

(Bambang Wahyu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...