Dihimpun dari berbagai literatur wangsalan adalah ungkapan atau tuturan menyerupai teka-teki, yang jawabannya sudah disebutkan dalam larik awal secara tersamar.
Dalam jagat pakeliran wangsalan dijadikan tembang atau lagu dolanan.
Pengembang utamanya adalah Ki Semar Badranaya, saat menunggu kedatangan Petruk, Gareng, Bagong ketiga anaknya.
Ki Dalang menyebut lelagon itu dibawakan dalam barang miring / laras miring kagok ketanon.
Lelagon yang paling disukai Ki Semar adalah:
1. Keroncong asta = gelang, pithing alit = yuyu, welut wana = ula.
Wangsalan tersebut utuhnya adalah:
Kroncong asta, pithing alit, welut wana.
'Ja sumelang wong ayu sun lela- Lela.
2. Carang wreksa, wreksa wilis tanpa patra. Nora gampang wong urip neng ngalam ndonya.
Logikanya begini: carang wreksa itu pang, wreksa wilis tanpa patra adalah kayu tiba urip.
Wangsalan dalam bentuk cangkrinan itu jawabannya telah tersedia di dalam kata atau kelompok kata di bagian awal.
Contoh lainnya:
4. Jenang sela wader kalen sesondheran. Apuranta yen wonten lepat kawula.
5. Gambang kawat putra resi kumbayana. Mumpung mudha ngudiya kawruh utama.
6. Sayuk karya wulung wido mangsa rowang. Sayektine mung saking bodho kawulo.
Masyarakat moderen bisa membuat wangsalan berkaitan dengan kegiatan riel yang terjadi di sekitar mereka.
Misalnya:
2. Kemul mega mondhong Qarun wilujengan. Aja umuk bandhamu ra nyelameti.
3. Laler wengi, lembong biru balung sate. Nyata lanang ketemu ijen-ijenan.
4. Rebut Ngarep mbang jengkol bandulan bayi. Menang disik ngecuwis duit trilyunan.
5. Jenang gula, kajang sirah, cegah dahar.
Apa lali yen padu mbatalke pasa.
6. Pasir gilap ilat geni sekar garut. Lahir lila, batinne jebul gememeng.
Pasir gilap jenenge wedhi malela, ilat geni arane kebul, kembang garut arane gremeng.
Dengan kekuatan intelektual, masyarakat bisa membuat wangsalan tanpa menyakiti pihak mana pun.
Catatan penting: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul punya Dinas Kebudayaan, dibentuk pula Dewan Kebudayaan.
Logikanya kebiasaan membuat wangsalan tidak mati suri, karena masyarakat tahu, bahwa Propinsi DIY menyediakan Danais luar biasa besar.
Tetapi mengapa tradisi membuat wangsalan tidak terprogram secara sistemik? Ini pertanyaan besar yang tidak mudah dijawab.
(Bambang Wahyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda