Negara dengan dasar yang kokoh, diuji dengan makhluk bernama Covid-19 menjadi kalang kabut. Sebagian pejabat di Jakarta mulai dicokok Corona.
Semua orang terperanjat, tetapi kehadiran virus itu malah dicuekin, tidak ada rasa takut sama sekali, meski faktanya si Corona itu selalu mengendus jiwa, baik yang berdosa atau sebaliknya. Sebagian besar orang malah seperti menantang.
Diberi kewenangan sebagai komandan Gugus Tugas, begitu berani membuat izin orang menyelenggarakan hajatan. Di luar perkiraan, kelompok arisan di Kulonprogo dikabarkan menjadi klaster. http://kmp.im/AGA2tX.
Kemungkinan yang berpotensi tertular tidak hanya pejabat, meski mereka super patuh terhadap protokol yang ditetapkan oleh pemerintah.
Seluruh rakyat Indonesia, akan mengalami ujian berat. Kapan ujian itu berhenti, semua hanya bisa cemas menunggu kehendak Allah.
Apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Allah hanya bersabda, "Berhentilah!" Maka berhenti pula Covid-19 mengincar nyawa bangsa manusia.
Pemerintah Republik Indonesia mengajarkan kepada seluruh jajaran sekaligus rakyatnya agar melindungi diri dengan masker, dengan sabun di air mengalir, juga dengan menjaga jarak. Hasilnya, rakyat terus berjatuhan, disusul para pejabat.
Sebagai negara Berketuhanan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesungguhnya telah mengingatkan secara lembut sekaligus secara keras.
"Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (ketentuan) Allah, jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu? Mereka itu tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah."
Sebagai pelindung diri, mana yang lebih ampuh! Masker atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda