Jumat, 19 Juni 2020

DUA MODEL PENDIDIKAN ALA REKTOR UNY

Sutrisna Wibawa
PLAYEN, - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr.  Sutrisna Wibawa, M.Pd. dalam diskusi minum kopi memaparkan dua model pendidikan. Menurutnya dua model tersebut  cocok, dan bisa dikembangkan di Kabupaten Gunungkidul sepuluh tahun ke depan.

Pertama, ujar Sutrisna Wibawa,  kampus desa, sementara yang kedua pemberdayaan anak usia dini. Dua model pendidikan tersebut, menurut putra Sokoliman Bejiharjo ini, mengarah pada satu titik yakni pengembangan sumber daya manusia.

Fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) banyak perguruan tinggi. Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), di setiap perguruan tinggi memiliki berbagai produk penelitian. Menurut Sutrisna Wibawa, Hal itu bisa dimanfaatkan untuk membangun 144 desa di Gunungkidul.

"Teknisnya kampus dengan desa melakukan perjanjian kerjasama dalam memanfaatkan teknologi hasil penelitian," terang Rektor UNY, dalam diskusi sore di Limas Iskandar, Ngunut, Kecamatan Playen, (18/6/20).

Model kedua lebih sederhana, bentuk dan formulanya berupa sarapan pagi bersama anak PAUD dan TK. Kongkritnya mirip seperti pemberian makanan tambahan (PMT) guna menambah energi.

Orientasinya, menurut Sutrisna Wibawa bukan pada proyek PMT, karena begitu dana habis, kegiatan pasti terhenti.

"Sarapan pagi dengan anak PUD dan TK, lebih menekankan pada pendidikan bagi ibu-ibu, bahwa, tanpa dibiayai pemerintah,  mereka bisa mengusahakan PMT secara mandiri," tegas Sutrisna Wibawa.

Kampus desa seta makan bersama  anak PAUD dan  TK, menurut Sutrisna Wibawa merupakan terjemahan bebas, bahwa belajar harus dilakukan selama hidup.

"Saat ini kita tidak hanya butuh kerja keras, tetapi kerja cerdas," pungkas Sutrisna Wibawa.


Bambang Wahyu Widayadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...