bonggol pisang kepok dikupas, sebagai bahan baku kripik |
Menyangkut
Penyelenggaran Urusan Pemerintah Daerah, Bupati Gunungidul Hj. Badingah
S.Sos menempatkan bidang pangan dalam urusan wajib pada prioritas ke 10, di
bawah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Penganggaran untuk
dua bidang tersebut dinilai tidak seimbang.
Dana yang dikucurkan pun selisih Rp 674.560.300,00.
Tahun 2017, bidang pangan hanya dijatah Rp 620.702.500,00, sementara dana untuk
bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mencapai Rp
1.295.262.800,00.
Badingah, dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Tahun 2017 tidak menjelaskan alasan
pembedaan soal kucuran anggaran.
Dia hanya menyebut, bahwa daya serap anggaran bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak 97%, sementara bidang pangan 96%.
Bidang pangan, berdasarkan Undang-Undang
No. 18 Tahun 2012 merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
utama. Pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pangan, sebagai
komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Negara, demikian amanat UU 18
tahun 2012, berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan
konsumsi yang cukup, aman, bermutu, bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional
maupun daerah hingga ke tingkat perseorangan secara merata di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber
daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Soal keberagaman pangan lokal,
Kabupaten Gunungkidul terlalu kaya dan bervariasi. Menyebut satu jenis, bonggol
pisang kepok bisa diolah menjadi kripik goreng yang diburu para penggila
kuliner.
Awal tahun 2017, CV Paku Sadewo,
dari Padukuhan Klegung, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, mengembangkan Kripik
Bonggol Pisang (Kribosang).
“Kripik berbahan baku umbi pisang
kepok yang telah dipanen ini cukup diminati oleh para penggemar kuliner untuk
buah tangan,” ujar Sutarto 18/4.
Seiring berkembanya dunia
pariwisata, masyarakat rajin mencari
terobosan, mengolah kuliner (penganan) khas Gunungkidul.
Wareng (walang goreng), menyusul Kribosang,
Kripik Kimpul dan yang lain merupakan elemen ketahanan pangan yang patut memperoleh perhatian serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda