Minggu, 15 April 2018

PRABOWO TERIAK-TERIAK, JOKOWI MARAH-MARAH, SEMBILAN NAGA BERTEMPIK SORAK



NKRI terbelah menjadi dua bagian adalah realitas hari ini. Seperti tertulis dalam sejarah, mirip pecahnya Kraton Yogyakarta. Satu pihak berada di Kasultanan, pihak lain mengikuti kelompok Kasunanan. Itulah karya besar Belanda pada zaman Perjanjian Giyanti tahun 1755.


Siapa yang menangguk untung? Pasti bukan kerabat Kraton. Hasil skenario besar politik pecah belah begitu terang-benderang berada ada di tangan penjajah Belanda.


Sejak tahun 2015, Rakyat negeri ini, sebagian berada di belakang Prabowo Subianto yang bangga mengenakan kaos bertuliskan Presiden Indonesia.  Sebagian lain berada di belakang Joko Widodo yang kukuh dengan Nawa Cita dalam segala bentuk kekurangannya.


Indonesia berada di perbenturan nyata, satu membenarkan diri sendiri, dengan cara menyalahkan pihak lain. Ini adalah karya besar sebuah skenario perebutan kekayaan.


Boleh disebut, Prabowo-Jokowi rebut balung tanpo isi. Mereka diadu satu sama lain. Mereka berdua tidak sadar bahwa sedang berada dalam bahaya.


Dan berjuta-juta pengikut mereka yang taklid buta meramaikan perang di palagan media sosial. Kelompok satu ingin menerkam, bahkan menggannyang kelompok yang lain. Mereka lupa, bahwa Negeri Jamrut Katulistiwa, Sang Ibu Pertiwi berada di genggaman para Naga.



Bambang Wahyu Widayadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...