nawa cita 1 |
Presiden Jokowi membagi Nawa Cita 1 ke dalam 6 program utama. Sejauh mana tigkat keberhasilan program tersebut, sepenuhnya berada di tangan masyarakat.
Selama memegang kekuasaan,
Presiden Jokowi menaruh perhatian besar terhadap tragedi kemanusiaan yang
terjadi di berbagai belahan dunia. Ini merupakan konsistensi dari sikap politik
luar negeri yang bebas aktif.
Bantuan terhadap Pengungsi Rohingya,
misalnya, diapresiasi oleh Jasa Putra dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, periksa di: (http://nasional.kontan.co.id/news/).
Jokowi menghadapi pekerjaan
berat menyangkut soal perlindungan terhadap pekerja migran yang terancam
hukuman mati.
Melalui http://nasional.kontan.co.id/vews/
Anis
Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant CARE mengungkapkan, setidaknya 265 Buruh
Migran
Indonesia (BMI)
terancam
hukuman mati. Menurut data yang dihimpun Migrant Care, di Malaysia 213 BMI
sedang dalam proses hukum, 70 kasus sudah divonis hukuman mati.
"Di Arab Saudi terdapat Sembilan kasus
dengan vonis tetap hukuman mati dan 33 kasus dalam proses. Di China terdapat
sembilan kasus vonis tetap hukuman mati dan 18 kasus masih dalam proses. Hal
ini sangat memprihatinkan," ujar Anis Hidayah dalam keterangan persnya,
Jumat (27/12/13) silam.
Berdasarkan kenyataan pahit
Presiden Jokowi bilang, Kami menghadirkan kembali Negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
Mengenai berapa jumlah BMI
yang terancam hukuman mati yang berhasil diselamatan Jokowi, tidak banyak
dipublikasikan.
Item ketiga dari Nawa Cita 1,
Menteri Susi Pudji Astuti dipuji habis-habisan karena sukses menenggelamkan
kapal pencuri ikan, meski akhirnya cara tersebut menjadi kontroversi. Kritikan
pada Susi, mencuat ketika dia melrang nelayan tradisional menggunakan cantrang.
Anggaran pertahanan, yang
diposisikan pada prioritas keempat pada Nawa Cita 1, ditarget anggaran sebesar 1,5%
dari PDB.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, sebelum
dicopot dari jabatannya mengatakan, alat utama sistem pertahanan (alutsista),
dan kesejahteraan prajurit serta perumahan, pertahun dianggarkan Rp 160 triliun,
cermati di: https://bisnis.tempo.co/read/710988/.
Kerja Jokowi
di sektor alutista dan kesejahteraan prajurit berhimpitan dengan program
pengembangan industri pertahanan yang diletakkan pada item ke lima.
Yang
terakhir, Jokowi bertekad membangun rasa aman bagi seluruh warga negara dengan
mengembangkan institusi Polri yang profesional.
Di bawah kepemimpinan Presiden
Jokowi, Polri berkomitmen menjadi institusi yang profesional, modern, dan
tepercaya.
Hal itu diwujudkan dalam
bentuk penandatanganan komitmen integritas seluruh kepala biro sumber daya
manusia polda se-Indonesia.
"Dengan komitmen ini, seluruh
pejabat pengelola SDM Polri memahami, menyadari, dan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan jujur dan amanah serta bebas KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme)," kata Asisten SDM Kapolri Irjen Arief Sulistyanto Jumat
(25/8/2017), lihat di https://.detik.com/berita/d-3615364/.
Menilai keberhasilan Nawa Cita 1, harus dilihat secara
makro. Artinya, pelaksanaan jajaran pemerintah pusat sampai daerah, patut
dicermati. Pasalnya, Nawa Cita masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menenah Nasional (RPJM-Nas) 5 tahun pemerintahan Jokowi.
Bambang Wahyu Widayadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda