Senin, 10 Agustus 2020

PARPOL SEBAGAI PERUSAHAAN KEKUASAAN

Danang Ardiyanta
Perusahaan itu bernama Partai Politik. Alat produksinya politisi yang duduk di parlemen, bahan mentah yang diolah rata-rata tokoh yang bukan politisi kemudian dibesut menjadi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati. 

Pernyataan di atas keluar dari pikiran aktifis 98 Danang Ardianta, (10/8/20) di  rumah tinggalnya, Tegalmulyo, Kepek, Wonosari, Gunungkidul. 

Menurut Danang, Pilkada 2020, utamanya di Gunungkidul terjadi deviasi (penyimpangan) politik cukup menarik. 

"Memenangkan kompetisi bukan lagi menjadi target pertarungan pesta demokrasi," ujar Danang mengkritisi gejala kapitalistik di sebagian Parpol pengusung bakal calon Bupati dan Wakil Bupati 2020. 

Seloroh yang satiris dia buka terang-terangan, bahwa dalam memilih petarung di Pilkada yang dikejar adalah tiga tas. 

"Artinya popularitas (tenar), elektabilitas (tingkat keterpilihan) dan isi tas (finansial)," terangnya. 

Tokoh populer, yang patut diduga banyak pemilihnya, tetapi karena tidak memiliki banyak uang, begitu mudahnya  ditendang dan dibuang. 

Menurutnya, sulit ditepis, bahwa parpol tidak ubahnya sebagai mesin pencari duit, dengan alasan demi besarnya sebuah organisasi. 

Bukan kader partai dicalonkan menjadi bakal calon Bupati dan atau wakil bupati, di Gunungkidul sedang marak. 

Fakta menunjukkan, bahwa Ketua Partai,  tidak satu pun yang berani mengambil resiko maju bertanding. 

Berbeda jauh dengan tradisi Parpol di Inggris, ini mengutip tulisan Bambang Cipto, dosen UGM. 

Untuk menduduki Perdana Menteri, seorang politisi harus magang merangkak dari pengurus level paling rendah, meniti ke puncak karier sebagai ketua Parpol, kemudian maju bertarung memperebutkan kursi Perdana Menteri 

Di Gunungkidul, tahun 2020 tidak terjadi.

(Bambang Wahyu widayadi)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...