Tiga Cupu berbetuk gerabah keramik, Kenthiwiri, Palang (Kalang) Kinantang, serta Semar Tinandu (Kinandu) berdasaŕkan folklore (cerita rakyat) ditemukan di dalam jala (jaring penangkap ikan). Ketiga benda tersebut hingga kini disimpan rapih di Padukuhan Mendak, Kalurahan Grisekar, Kapanewon Panggang Gunungkidul, DIY.
Setiap Mangsa Kapat, alias musim hujan hampir tiba, keramik dikeluarkan dari pembukusnya, yang berupa puluhan lapis kain kafan.
Dari tahun ke tahun tidak ada perubahan, bahwa kafan pembungkus Cupu selalu menampilkan gambar atau tanda, yang kemudian oleh masyarakat setempat diyakini merupakan petunjuk dalam mengolah tanah pertanian setahun ke depan.
Tidak ditahui kapan mulainya, gambar dalam kain kafan yang setiap tahun selalu berbeda itu mulai bergeser, atau bahkan digeser.
Gambar tidak hanya dimaknai berkaitan dengan dunia agraris, tetapi lebih luas, bahkan yang paling menarik, gambar itu dianggap ada hubungannya dengan pergerakan politik lokal dan nasional.
Contoh penafsiran politik, pada pembukaan Cupu Panjala, Selasa Kliwon, 6/10/20, ada gambar huruf S. Kaitannya dengan Pilkada Gunungkidul 2020, Calon Bupati yang berinisial S adalah Sutrisna Wibawa dan Sunaryanta. Dua lainnya, Immawan Wahyudi serta Bambang Wisnu Handoyo lalu diprediksi tidak memiliki peluang untuk memenangkan pertarungan.
Pertanyaan sederhana, di mana hebatnya Cupu Kyai Panjala, sehingga warga Gunungkidul begitu yakin dalam berimajinasi dan berothak-athik gattuk.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," dikutib dari Ali 'Imran Ayat 190.
Seperti dijelaskan pada ayat berikutnya (191) orang yang berakal adalah mereka yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
Penciptaan alam beserta isinya, tidak ada yang sia-sia, ini satu kata kunci, bahwa Allah maha mengetahui, atas seluruh ciptaan-Nya.
Pemilik bahan baku Gerabah Cupu Panjala, tidak ada lain yaitu Allah. Pemilik kapas, bahan dasar kain kafan adalah Tuhan Yang Maha Esa. Pemilik tanda (gambar) yang muncul pada lapis pembungkus Cupu Panjala, tidak perlu diragukan lagi.
Tugas utama manusia adalah mengingat kebesarn-Nya, bukan menafsirkan, karena tafsir itu bisa benar bisa keliru.
Catatan khusus, Cupu Panjala sebagai salah satu wujud benda alam yang tidak terlepas dari kendali-Nya, dikeramatkan melebihi Sang Pemilik, sementara bentang alam karst yang semestinya diselamatkan, justru digerogoti tanpa memikirkan rusaknya ekosistem tata air.
Siapa di antara empat calon Bupati dalam Pilkada 2020 yang sedikit menyisihkan perhatian, bahwa bentang alam Gunungkidul tidak lagi sehebat, ketika masih perawan.
Bambang Wahyu Widayadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda