Dalam debat Pilkada 27/10/20, belum satupun empat Calon Bupati Gunungkidul menyebutkan secara kongkret angka target turunnya kemiskinan di Gunungkidul. Itu bukan kekhilafan para kandidat, tetapi karena pertanyaann yang disusun Wasingatu Zakiah dan kawan-kawan selaku tim perumus yang dipercaya KPU memang tidak menggiring ke arah turunnya angka kemiskinan secara kuantitatif. Wasingatu Zakiah dkk. lebih mengedepankan pertanyaan kualitatif.
Oleh sebab itu debat sesi pertama, tidak banyak memberikan deskripsi kongkrit, angka kemiskinan yang masih berada di 16,01 tersebut mau digeser ke angka 13, 12, atau 11%, belum muncul di tengah debat.
Sementara itu, kilas balik melacak jejak digital Pemerintahan Badingah-Immawan, target angka menjadi salah satu tolok ukur sebuah janji politik pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati.
Pada saat debat terbuka di Gedung DPRD berhadapan dengan Jangkung, Benyamin Sudarmadi, dan Subardi, Badingah-Immawan menarget anggka kemiskinan anjloknya di angka 11% dari angka kemiskinan 2015 sebesar 20, 83%.
Tekad serta janji itu berubah, setelah BAPPEDA menyusun RPJMD, faktanya dalam masa pemerintahannya, Bandingah-Immawan 2016-2021 baru sanggup mematok turun 1% per tahun.
Pada masa akhir jabatannya tahun 2021, duet politisi yang dikenal santun itu sangat optimis angka kemiskinan berada di angka 15,6%.
Kembali ke debat terbuka 37/10/30, bahwa, Sutrisna Wibawa, Immawan Wahyudi, Bambang Wisnu Handoyo, dan Sunaryanta, belum menyodorkan pertanyaan menyangkut target turunnya angka kemiskinan di tahun 2024, meski kemungkinan itu sangat terbuka.
Tidak ada debat yang mulus dan sempurna. Publik menunggu debat sesi kedua Selasa Pon 3 November 2020, dan keyiga Selasa Kliwon 10 November 2020. Harapannya angka itu mengerucut di sana.
(Bambang Wahyu Widayadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda