Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW,
dibuka dengan vestival solawat. Sembilan group tampil. Hari Pertama kategori
‘Ngarobi’, hari kategori ‘Jawa’ Pada
sesi penutupan dilaksanakan khitanan
massal dan donor darah.
Pengurus
Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PAC-GPA) bersama Fatayat sekaligus MWC NU
Kecamatan Patuk, Gunungkidul menyongsong tahun baru dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. melaksanakan
3 kegiatan terpadu, sejak Kamis 2/1/2014 hingga Ahad 5/1/2014.
Hari
pertama dan kedua diisi kegiatan lomba solawat katgori Ngarobi juga kategori
Jawa. “Dua kesenian solawat itu,” kata M. Ali Syafrudin selaku Ketua Panitia,
“sangat berbeda. Yang pertama khusus solawat berbahasa Arab, sementara yang
kedua berbahasa Jawa. Lebih spesifik, yang disebut terakhir biasa diselingi
dengan tembang campur sari.”
Peraih
juara I kategori Ngarobi adalah goup Solawat Nabi Desa Semoyo, sementara
katagori Jawa direbut Dusun Ngembes, Desa Pengkok, Kecamatan Patuk. Kedua group
itu memperoleh tropi dan uang pembinaan.
Hari
ketiga, kedua jagoan solawat nabi itu dipentaskan di pendopo aula kecamatan
Patuk. Pagi harinya dilanjutkan khitanan masal dan donor darah.
“Dalam
420 menit (7 jam) berhasil disunat 28 anak”, ungkap Rusbandi Priyombodo,
“selaku donatur utama. “Dua dokter
dibantu 4 paramedis dari RS Bethesda Yogyakarta kerja keras. Saya salut atas
kesigapan mereka dalam membantu kegiatan ini.”
Menangani 28 anak, dua dokter dan
4 paramedis kelihatan santai. Itu sangat
berpengaruh pada psikologi anak yang lagi disunat. Rata-rata mereka berwajah
ceria. Tidak tegang. Kalau toh ada seikit rasa takut, mereka sembunyikan dengan
main game di HP yang mereka bawa.
“Kendala pasti ada Mas,” kata
salah satu dokter, “semua tergantung pada ini (sembari menunjuk thithit si
bocah). Kalau lengket, atau bungkus kami perlu waktu 20 menit. Tetapi kalu
normal, maksimal 12 sampai 15 menit”.
“Ya seperti buah rambutanlah. Ada
yang aceh alias ngelotok, ada pula yang lengket dan kecut. Seperti itulah, tingkat
kesulitannya,” timpal bagian pendaftaran yang ternyata dia seorang ko’as yang bertugas
menyelesaikan administrasi sunatan massal.
Brananda (7 th), diantar Suharyanto,
asal Dusun Dogo, Desa Nglanggeran, Patuk,
usai disunat nampak senang dan lincah.
Dia dan rekan-rekannya memperoleh fasilitas sarung, baju koko, peci dan uang saku sebesar Rp 40.000,00.
Sementara Kegitan lainnya, donor darah diikuti oleh 15 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda